Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Benarkan Rencana Serang Houthi Yaman, Tak Sengaja Bagikan Bocoran pada Seorang Reporter

Seorang reporter secara tidak sengaja dimasukkan dalam obrolan grup yang melibatkan pejabat AS terkait rencana serangan ke Houthi Yaman.

RNTV/TangkapLayar
KOBARAN API - Tangkap layar kobaran api dari ledakan yang terjadi di Al-Jaffar, Sanaa, Yaman, Sabtu (15/3/2025) seusai dibom serangan udara Amerika Serikat. Seorang reporter secara tidak sengaja dimasukkan dalam obrolan grup yang melibatkan pejabat AS terkait rencana serangan ke Houthi Yaman. 

TRIBUNNEWS.COM - Rencana pemerintahan Donald Trump untuk mulai menyerang Houthi Yaman dibagikan kepada seorang reporter Amerika.

Pada Senin (24/3/2025), reporter itu secara tidak sengaja dimasukkan dalam obrolan grup yang melibatkan pejabat Amerika Serikat (AS) paling senior di tim keamanan nasional Presiden AS Donald Trump.

Pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg, menerbitkan sebuah artikel dengan tangkapan layar percakapan, yang berlangsung selama beberapa minggu.

Goldberg menjelaskan bahwa ia ditambahkan ke grup obrolan Signal pada 13 Maret 2025 oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz.

Grup tersebut, yang diberi nama “kelompok kecil PC Houthi,” difokuskan pada koordinasi tindakan terkait Houthi.

Pesan pertama dari Waltz di grup tersebut, menurut Goldberg, berbunyi:

“Tim – membentuk kelompok prinsip (sic) untuk koordinasi terhadap Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan."

"Wakil saya Alex Wong sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/Kepala Staf lembaga setelah pertemuan di Ruang Duduk pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam," katanya, Senin, dilansir Al Arabiya.

Secara keseluruhan, 18 pejabat berada dalam obrolan grup tersebut, kata reporter.

Mereka termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur CIA John Ratcliffe.

Salah satu topik utama yang dibahas dalam pesan tersebut adalah kampanye militer yang akan datang, dengan Hegseth mendesak kelompok tersebut untuk bergerak maju tanpa penundaan.

Baca juga: Houthi Pantau Serangan Israel di Lebanon, Janji Tak akan Tinggal Diam: Yaman Siap Intervensi

Dikonfirmasi Gedung Putih

Gedung Putih mengonfirmasi keaslian rangkaian pesan tersebut dan mengumumkan bahwa penyelidikan akan dilakukan untuk menentukan bagaimana Jeffrey Goldberg dimasukkan ke dalam kelompok tersebut.

“Rangkaian pesan tersebut merupakan demonstrasi koordinasi kebijakan yang mendalam dan cermat antara pejabat senior," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes.

"Keberhasilan operasi Houthi yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa tidak ada ancaman terhadap anggota militer kami atau keamanan nasional kami," jelasnya.

Sementara, Goldberg mengatakan dia meninggalkan grup tersebut tak lama setelah serangan awal pada 15 Maret 2025.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved