Konflik Palestina Vs Israel
Ribuan Warga Israel Turun ke Jalan, Protes Upaya Netanyahu Copot Jaksa Agung dan Bos Shin Bet
Warga Israel menggelar aksi demo untuk menentang upaya pemecatan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara dan kepala Shin Bet Ronen Bar.
TRIBUNNEWS.COM - Warga Israel menggelar aksi demo untuk menentang upaya pemecatan Jaksa Agung, Gali Baharav-Miara dan kepala Shin Bet, Ronen Bar.
Aksi protes ini terjadi di luar kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem barat pada Minggu (23/3/2025).
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan ribuan warga Israel berbaris dari Jalan Gaza, tempat kediaman resmi Netanyahu berada, ke kantornya, tempat pemerintah bertemu untuk memberikan suara atas usulan Menteri Kehakiman, Yariv Levin, untuk menarik kepercayaan dari Baharav-Miara, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Sebelumnya, kabinet Israel mengajukan mosi tidak percaya terhadap Baharav-Miara pada hari yang sama.
Menurut kantor perdana menteri, Baharav-Miara dituduh melakukan 'perilaku tidak pantas' dan "perbedaan pendapat substansial yang berkelanjutan antara pemerintah dan jaksa agung, dikutip dari Al-Jazeera.
Sementara itu, Yariv Levin mengatakan Baharav-Miara dianggap tidak dapat dipercaya lagi.
"Tidak ada cara agar kerja sama yang efektif dapat terjalin antara jaksa agung dan pemerintah, dan tidak ada cara untuk memulihkan hubungan kepercayaan yang sudah tidak ada lagi," kata Menteri Kehakiman Yariv Levin setelah pemungutan suara.
Levin menganggap Baharav-Miara tidak dapat melaksanakan kebijakannya dengan baik.
"Situasi ini benar-benar merusak fungsi pemerintah dan kemampuannya untuk melaksanakan kebijakannya," imbuh Levin.
Selain Levin, Menteri Kebudayaan dan Olahraga, Miki Zohar, juga memberi komentar terkait peran Baharav-Miara.
Ia menyoroti sikap Baharav-Miara yang justru seperti memusuhi pemerintah.
"Semua orang melihat pertentangan Jaksa Agung; setiap kali kami membentuk suatu posisi, dia menciptakan posisi yang berlawanan," katanya dalam komentar yang dikutip oleh surat kabar Israel Hayom.
Baca juga: Jaksa Agung Israel: Netanyahu Tidak Bisa Memecat Kepala Shin Bet Sembarangan
Keputusan kabinet Israel ini langsung ditanggapi oleh jaksa agung.
Ia membantah klaim tersebut dan menganggap kabinet telah keterlaluan dan menggunakan kepentingan pribadi dalam mengambil keputusan ini.
"Mosi tidak percaya tersebut bertujuan untuk memperoleh "kekuasaan tanpa batas, sebagai bagian dari langkah yang lebih luas untuk melemahkan cabang yudikatif" dan untuk "meningkatkan kesetiaan kepada pemerintah", katanya dalam surat yang dikirim ke kabinet menjelang pemungutan suara.
Meski telah adanya keputusan bulat terkait pemecatan jaksa agung, namun ternyata ini belum menyentuh akhir dari segalanya.
Nantinya, keputusan bergantung dengan komita yang akan mengadakan sidang untuk membahas hal tersebut.
Jika tidak disetujui oleh komite, maka ada kesempatan dari Baharav-Miara untuk melawannya.
Pemecatan Bos Shin Bet
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, resmi memberhentikan kepala Shin Bet, Ronen Bar, pada Jumat (21/3/2025).
"Pemerintah dengan suara bulat menyetujui usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri masa jabatan Direktur ISA Ronen Bar," kata sebuah pernyataan dari Kantor Perdana Menteri, dikutip dari France24.
Ini menjadi sejarah bagi Israel, pasalnya baru pertama kalinya pemerintah memecat kepala badan keamanan.
Sebelum keputusan ini diresmikan, pemerintah telah menggelar sidang pada Kamis (20/3/2025), malam, waktu setempat.
Bar juga telah diundang untuk menghadiri sidang tersebut.
Sayangnya, Bar memutuskan untuk tidak hadir dan mengirimkan sebuah surat kepada para menteri yang bersidang.
Dalam suratnya, ia menulis bahwa tidak akan menghadiri pertemuan tersebut dan mengklaim pertemuan itu tidak sesuai dengan aturan hukum.
Menurutnya, pemecatan dirinya harus berdasarkan alasan yang jelas dengan contoh yang konkret.
Ia juga menuduh Netanyahu memiliki motif lain dari pemecatannya ini.
"Sayangnya, rancangan resolusi yang dirumuskan berisi klaim-klaim umum, singkat, dan tidak berdasar yang tidak memungkinkan saya untuk memberikan tanggapan yang tertib dan tampaknya menyembunyikan motif di balik niat untuk mengakhiri masa jabatan saya," tudingnya, dikutip dari The Times of Israel.
Keputusan pemecatan ini berawal dari pengakuan Netanyahu pada awal minggu.
Di mana menurutnya saat ini ia telah kehilangan kepercayaan kepada Ronen Bar.
"Pada saat kritis seperti ini, perdana menteri harus memiliki kepercayaan penuh pada pimpinan Shin Bet. Sayangnya, itu tidak terjadi, saya semakin tidak percaya padanya dari waktu ke waktu," jelas Netanyahu.
Bar, yang masa jabatannya seharusnya berakhir tahun depan, ditunjuk oleh pemerintah Israel sebelumnya yang sempat memaksa Netanyahu turun dari kekuasaan antara Juni 2021 dan Desember 2022.
Hubungannya dengan Netanyahu dikabarkan telah tegang bahkan sebelum serangan 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Shin Bet dan Benjamin Netanyahu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.