Konflik Palestina Vs Israel
Pemerintah Israel Setujui Pemecatan Bos Shin Bet, Ronen Bar Tak Hadir dalam Sidang
Bos Shin Bet, Ronen Bar memutuskan untuk tidak hadir dalam sidang pemecatan dirinya yang digelar pada Kamis (20/3/2025), malam, waktu setempat.
"Memecatkan pimpinan Shin Bet saat ini mengirimkan pesan yang jelas kepada mereka yang menangani kasus ini, sebuah pesan yang dapat membahayakan integritas penyelidikan dan menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan Israel," terangnya.
Keputusan pemecatan ini berawal dari pengakuan Netanyahu pada awal minggu.
Di mana menurutnya saat ini ia telah kehilangan kepercayaan kepada Ronen Bar.
"Pada saat kritis seperti ini, perdana menteri harus memiliki kepercayaan penuh pada pimpinan Shin Bet. Sayangnya, itu tidak terjadi, saya semakin tidak percaya padanya dari waktu ke waktu," jelas Netanyahu.
Jaksa Agung Israel sebelumnya juga telah mempertanyakan keputusan Netanyahu.
Menurutnya, pemecatan harus dengan alasan hukum yang jelas.
"Tidak mungkin untuk memulai proses pemecatan kepala Shin Bet Ronen Bar hingga dasar fakta dan hukum yang mendasari keputusan Anda diperiksa sepenuhnya, serta kewenangan Anda untuk menangani masalah ini saat ini," kata Miara, dikutip dari Al Jazeera.
The Times of Israel melaporkan bahwa Miara wajar memberikan pernyataan tersebut lantaran ditakutkan adanya alasan kepentingan pribadi dalam pemecatan ini.
"Hal ini disebabkan oleh sensitivitas isu yang luar biasa, sifatnya yang belum pernah terjadi sebelumnya, kekhawatiran bahwa proses tersebut dapat dinodai oleh ilegalitas dan konflik kepentingan, dan mengingat bahwa peran kepala Shin Bet bukanlah posisi kepercayaan pribadi yang melayani perdana menteri," tulis The Times of Israel.
Ribuan Warga Israel Protes Pemecatan Ronen Bar
Ribuan warga Israel bergabung dalam protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat demonstrasi menentang tindakannya untuk menggulingkan Ronen Bar.
Aksi protes ini berlangsung selama 3 hari hingga menimbulkan bentrok antara polisi dan demonstran.
Seorang demonstran mengatakan bahwa ia tidak terima dengan pemecatan Bar, lantaran takut hanya karena kepentingan Netanyahu semata.
"Kami sangat, sangat khawatir negara kami akan menjadi negara kediktatoran," kata Rinat Hadashi, 59 tahun, di Yerusalem, dikutip dari Al-Arabiya.
Hadashi juga mengatakan bahwa Netanyahu selama ini sering membuat keputusan yang 'tidak masuk akal'.
Menurutnya, Netanyahu telah membuat keputusan yang mengacaukan Israel.
"Mereka menelantarkan sandera kami, mereka mengabaikan semua hal penting bagi negara ini," jelasnya.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Benjamin Netanyahu dan Ronen Bar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.