Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pertama Kalinya, Israel Ancam Caplok Gaza, Buffer Zone di Perbatasan Bisa Jadi Wilayah Israel

Israel dilaporkan mengancam akan menganeksasi atau mencaplok sebagian Jalur Gaza jika Hamas menyakiti sandera.

Laman IDF
JET TEMPUR ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 19 Maret 2025 memperlihatkan satu jet tempur Israel lepas landas untuk menyerang Jalur Gaza. 

Channel 12 belum merinci area mana saja di Gaza yang akan dianeksasi. Meski demikian, ada kemungkinan Israel bakal mengklaim sebagian zona penyangga itu sebagai wilayah Israel.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sedang mengambil langkah yang diperlukan untuk menerapkan rencana pertahanan. Rencana itu ditujukan untuk meningkatkan keamanan di Israel selatan.

SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Sejumlah saksi menuturkan kalau para korban adalah warga sipil, termasuk 4 jurnalis dari 9 korban yang dilaporkan.
SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Sejumlah saksi menuturkan kalau para korban adalah warga sipil, termasuk 4 jurnalis dari 9 korban yang dilaporkan. (Khaberni)

Mengapa Israel melanjutkan perang?

Pemerintah Israel menyebut beberapa alasan di balik keputusannya untuk melanjutkan perang di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel Katz mengklaim serangan terbaru Israel dipicu oleh Hamas yang menolak membebaskan sandera dan mengancam tentara serta masyarakat Israel.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Israel menyebut perang dilanjutkan karena Hamas menolak dua usul yang disodorkan oleh Steve Witkoff, utusan Presiden AS Donald Trump.

Adapun seorang pejabat Israel mengatakan serangan udara terbaru Israel barulah fase pertama aksi militer Israel yang bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan lebih banyak sandera.

Baca juga: Setiap Menit Warga Palestina di Gaza Meninggal karena Israel Meningkatkan Serangan di Gaza

Meski demikian, dikutip dari CNN, politik dalam negeri Israel menjadi faktor penting dalam keputusan Israel melanjutkan perang.

Kaum sayap kanan selalu membenci gencatan senjata di Gaza karena dianggap sebagai penyerahan diri terhadap Hamas.

Mereka ingin semua warga Palestina meninggalkan Gaza, dan Israel membangun kembali pemukiman di sana.

Netanyahu memerlukan faksi sayap kanan agar bisa berkuasa. Salah satu menteri sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, sudah keluar dari kabinet untuk memprotes gencatan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengancam akan keluar dari pemerintahan jika Israel tidak melanjutkan perang. Hal itu bisa meruntuhkan koalisi pemerintahan Netanyahu.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved