Konflik Palestina Vs Israel
Dapur Umum di Gaza Tutup Setelah 16 Hari Blokade Israel, 10.000 Lebih Truk Bantuan Telah Diblokir
Blokade terbaru Israel terhadap Gaza telah mencapai hari ke-16, memperdalam krisis kemanusiaan di jalur itu dan memaksa dapur umum dan toko roti
Dapur Umum di Gaza Tutup Setelah 16 Hari Blokade Israel, 10.000 Truk Lebih Bantuan Telah Diblokir
TRIBUNNEWS.COM- Blokade terbaru Israel terhadap Gaza telah mencapai hari ke-16, memperdalam krisis kemanusiaan di jalur itu dan memaksa dapur umum dan toko roti yang sangat dibutuhkan tutup, Al Jazeera melaporkan pada 17 Maret.
Lebih dari 10.000 truk bantuan telah diblokir memasuki Gaza sebagai bagian dari 'kebijakan kelaparan sistematis' Israel.
“Operator 10 dapur umum dan layanan kemanusiaan lainnya di Jalur Gaza mengatakan hanya dua pusat distribusi makanan yang kini dibuka setelah Israel memblokir semua barang kemanusiaan,” demikian pernyataan kantor berita Qatar tersebut.
"Kami memiliki 80 pot setiap hari yang kami sajikan kepada masyarakat. Sekarang kami sedang mengerjakan sekitar 20 pot," kata Omar Abuhammad, koordinator organisasi Heroic Hearts, kepada Al Jazeera .
Sebelum Israel memberlakukan blokade, dapur umum menyediakan makanan bagi sekitar 40.000 orang di Deir al-Balah, Gaza bagian tengah.
Namun kini, hanya 10.000 warga Palestina yang menerima makanan.
“Sebagai sumber makanan utama mereka, kami tidak lagi memiliki kemampuan untuk melayani mereka,” kata Abuhammad.
Direktur Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail al-Thawabta, menyatakan pada hari Senin bahwa lebih dari 10.000 truk bantuan telah diblokir untuk memasuki Gaza sebagai bagian dari "kebijakan sistematis kelaparan terhadap rakyat Palestina."
“Pendudukan juga menolak masuknya 850 truk bahan bakar dan gas untuk memasak, yang menyebabkan lumpuhnya sektor transportasi, penutupan toko roti, dan penghentian total operasi kemanusiaan,” imbuh Thawabta.
Hassan Radwan, seorang warga Palestina yang mengungsi dari Gaza, mengatakan kepada AP tentang ketergantungannya pada makanan dari kelompok bantuan.
“Mengingat banyaknya krisis, penutupan penyeberangan selama dua minggu berturut-turut, kami sangat menderita karena kekurangan tepung dan kekurangan makanan. Seperti yang Anda lihat, sekarang kami mendapatkan makanan sehari-hari dari badan amal,” kata Radwan.
“Dulu, kami tidak bergantung pada amal dalam bentuk apa pun. Namun, kini, kami terpaksa datang ke amal karena keterbatasan bahan. Bahan sangat langka, kekurangan air, kekurangan makanan, dan kekurangan segala hal,” imbuhnya.
Tel Aviv memberlakukan blokade terbarunya terhadap Gaza untuk menekan Hamas agar mengizinkan Israel membatalkan perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada bulan Januari.
Hamas mengupayakan diakhirinya perang, penarikan pasukan Israel, dan aliran bebas bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Para pemimpin Israel bermaksud melanjutkan perang, mengusir paksa 2,3 juta penduduk Gaza, dan mencaplok jalur tersebut untuk membangun pemukiman bagi warga Yahudi Israel.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, menyebut situasi ini “mendesak” dan menuntut Israel memulihkan akses air dan listrik untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut di wilayah kantong tersebut, yang telah hancur akibat 18 bulan pemboman dan pengepungan Israel.
Meskipun ada gencatan senjata, pasukan Israel terus membom Gaza.
Pada hari Senin, tiga warga Palestina tewas oleh pesawat tak berawak Israel di Kamp Pengungsi Bureij di Gaza tengah.
"Kami sedang duduk, dan tiba-tiba, pesawat nirawak itu mendarat di atas kepala kami. Saya merasa sangat takut, dan saya pindah untuk tinggal di dekat reruntuhan rumah kami," ungkap seorang korban selamat dari pengeboman itu kepada Al Jazeera.
“Para pemuda itu sedang sibuk, tidak jauh dari saya, mengumpulkan kayu bakar. Namun tiba-tiba, sebuah rudal menghantam mereka. Beberapa orang lainnya terluka. Kami mendaki bukit untuk mencoba menolong mereka, dan kami terkejut melihat sebuah quadcopter di atas kepala. Kami sangat ketakutan.”
Militer Israel mengatakan orang-orang itu adalah “teroris” yang menanam bom di dekat pasukannya.
Pada hari Senin, utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk kawasan tersebut, Steve Witkoff, mengatakan bahwa pemerintah sedang "menjajaki" alternatif untuk mengusir paksa warga Palestina dari Gaza dengan dalih memberi mereka kehidupan yang lebih baik.
"Maksud saya, saya pikir kami sedang menjajaki... semua alternatif dan pilihan yang mengarah pada kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza, dan, omong-omong, bagi rakyat Israel," kata Witkoff dalam wawancara dengan jurnalis Margaret Brennan.
SUMBER: THE CRADLE
Konflik Palestina Vs Israel
Sekjen PBB Angkat Suara: Hamas Siap Bebaskan Sandera, Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata |
---|
Netanyahu Kaget Trump Sambut Positif Tanggapan Hamas, Israel Bergejolak soal Gencatan Senjata Gaza |
---|
Trump Desak Israel Hentikan Serangan, Hamas Disebut Siap untuk Perdamaian |
---|
Minta Netanyahu Stop Serangan ke Palestina, Trump: Hamas Sudah Mau Damai |
---|
Gencatan Senjata di Depan Mata, Hamas Respons Positif Isi Proposal, Israel Diminta Hentikan Serangan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.