Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Terlibat Bantu Israel di Pembantaian Gaza, Qatar-Arab Saudi Cemas Perang Besar di Timur Tengah

Hamas juga menyalahkan dukungan "tak terbatas" AS untuk Israel atas gelombang serangan udara mematikan di Gaza.

RNTV/TangkapLayar
LEDAKAN BOM - Bola api dari ledakan bom dari serangan udara Israel di Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025). Serangan yang berlangsung di tengah gencatan senjata dengan Hamas ini dilaporkan menewaskan lebih dari 400 korban, termasuk wanita dan anak-anak. 

AS Terlibat Langsung di Pembantaian Gaza, Qatar hingga Arab Saudi Ingatkan Perang Besar di Timur Tengah

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas menilai Amerika Serikat (AS) terlibat langsung dalam pembantaian terbaru di Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025) dini hari.

Seperti dilaporkan, jet tempur Israe' melancarkan serangan udara mendadak yang intens di Gaza pada Selasa dini hari, menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk anak-anak, dan melukai yang lainnya.

Baca juga: Qassam Balas Ultimatum Israel: Tel Aviv Saksikan Lagi Kematian Sandera Jika IDF Nekat Lanjut Perang

Lebih dari 100 orang yang terluka tiba di Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat saat serangan menargetkan rumah-rumah di Beit Hanoun, Deir al-Balah, dan Zeitoun.

Pengeboman juga menghantam daerah-daerah dekat sekolah Al-Tabeen dan Al-Rafai di Gaza utara.

Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi dimulainya kembali perang, yang secara efektif mengakhiri gencatan senjata.

Hamas mengutuk eskalasi tersebut, menuduh Netanyahu dan pemerintahannya melanggar perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan apa yang mereka sebut sebagai "genosida" terhadap warga sipil.

Mereka menyerukan intervensi dan akuntabilitas internasional, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi Arab untuk bertindak.

Hamas juga menyalahkan dukungan "tak terbatas" AS untuk Israel atas gelombang serangan udara mematikan di Gaza.

"Dengan dukungan politik dan militer tak terbatas untuk pendudukan (Israel), Washington memikul tanggung jawab penuh atas pembantaian dan pembunuhan wanita dan anak-anak di Gaza," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

ledakan bom dari serangan udara Israel di Jalur Gaza
LEDAKAN BOM - Bola api dari ledakan bom dari serangan udara Israel di Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025). Serangan yang berlangsung di tengah gencatan senjata dengan Hamas ini dilaporkan menewaskan lebih dari 400 korban, termasuk wanita dan anak-anak.

Qatar Cemas Perang Besar

Qatar, selaku mediator perundingan gencatan senjata Hamas dan Israel, memperingatkan serangan Israel dapat 'memicu kekacauan di kawasan Timur Tengah'.

"Mediator perang Gaza Qatar pada hari Selasa mengutuk keras serangan Israel yang menewaskan lebih dari 400 orang, menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza," kata laporan RNTV.

Kementerian luar negeri Qatar "memperingatkan kalau kebijakan (Israel) yang meningkat pada akhirnya akan memicu kawasan dan merusak keamanan dan stabilitasnya", katanya dalam sebuah pernyataan.

Arab Saudi Kutuk Israel

Kecemasan terjadinya perang besar di Timur Tengah juga disiratkan Arab Saudi atas serangan brutal Israel di Gaza.

"Arab Saudi pada hari Selasa mengutuk pemboman Israel terhadap "warga sipil tak bersenjata" setelah lebih dari 400 orang tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza.

Sebuah pernyataan kementerian luar negeri menyuarakan, "kecaman dan kecaman Arab Saudi dengan kata-kata yang paling keras atas dimulainya kembali agresi oleh pasukan pendudukan Israel... dan pemboman langsung mereka terhadap wilayah yang dihuni oleh warga sipil tak bersenjata".

Yordania: Serangan Biadab

Yordania juga mengutuk gelombang serangan udara "Israel" di Jalur Gaza pada hari Selasa, yang paling mematikan sejak gencatan senjata dalam agresi terhadap Gaza.

"Kami telah mengikuti sejak tadi malam pemboman Israel yang agresif dan biadab di Jalur Gaza," kata juru bicara pemerintah Yordania, Mohammed Momani, menggarisbawahi "perlunya menghentikan agresi ini".

PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan kerumunan warga Palestina dan anggota Brigade Al-Qassam menyaksikan pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025).
PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan kerumunan warga Palestina dan anggota Brigade Al-Qassam menyaksikan pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025). (Telegram Brigade Al-Qassam)


Keluarga Sandera Israel: Netanyahu Korbankan Sandera

Tawanan yang dibebaskan dan keluarga mereka yang masih ditawan oleh Hamas pada Selasa menyuarakan kekhawatiran, menanggapi serangan udara baru Israel di Gaza.

Seperti yang dilaporkan oleh Jerusalem Post, banyak yang khawatir tentang keselamatan sandera Israel yang tersisa dan dampak eskalasi militer terhadap upaya untuk mengamankan pembebasan mereka.

"Kembalinya pertempuran berarti bahwa Negara Israel memutuskan untuk menyerah terhadap para sandera," kata Udi Goren, yang sepupunya, Tal Haimi, masih berada dalam tahanan Hamas, jenazahnya masih ditahan oleh kelompok tersebut.

Berbicara kepada The Jerusalem Post, Goren mengungkapkan rasa frustrasinya, mengklaim bahwa "Israel" membuat keputusan yang salah dengan memprioritaskan tujuan militer lainnya daripada pengembalian tawanan dengan selamat.

 

(oln/RNTV/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved