Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jenderal Herzi Halevi: Saya Tak Punya Pilihan Selain Memuji Hamas yang Ninabobokan Israel

Jenderal Herzi Halevi memuji gerakan Hamas yang selama 15 bulan agresi militer Israel (IDF) perangi secara barbar di Jalur Gaza.

Anews/Tangkap Layar
PANGLIMA PERANG ISRAEL - Kepala staf militer Israel (IDF), Eyal Zamir (dua dari kanan) berdampingan dengan kepala staf lama IDF, Herzi Halevi (dua dari kiri) saat berdoa di Tembok Ratapan belum lama ini. Doa bersama ini dilakukan seusai serah terima jabatan Kepala Staf IDF. 

Levy menambahkan kalau Israel harus mengakui bahwa hanya Hamas yang akan tetap berada di Jalur Gaza, dan Israel harus belajar dari kenyataan ini.

"Patut dicatat, Gideon Levy menyebutkan Hamas sebanyak 24 kali dalam artikelnya, yang menegaskan klaimnya bahwa Gerakan Perlawanan Palestina tersebut, meskipun telah menderita kerusakan militer yang signifikan, akan pulih," tulis laporan Khaberni, Kamis (13/3/2025) mengutip ulasan Levy.

BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berdiskusi di atas panggung dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025) yang membebaskan 6 sandera Israel, dengan imbalan 602 tahanan Palestina.
BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berdiskusi di atas panggung dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025) yang membebaskan 6 sandera Israel, dengan imbalan 602 tahanan Palestina. (Telegram/Brigade Al-Qassam)

Ideologi Perlawanan Hamas Tumbuh Kuat Selama Perang 

Secara politis dan ideologis, Levy mengakui kalau Hamas tumbuh lebih kuat selama perang Gaza dalam 15 bulan agresi pasukan Israel (IDF).

"Hamas menghidupkan kembali ideologi (mental dan cara pandang) perjuangan Palestina, yang diyakini Israel dan dunia, telah dilupakan," kata Gideon Levy.

Intinya dalam konteks ideologis dan politis, menurut Levy, Israel tidak dapat mengubah fakta kalau Hamas akan tetap eksis dan ada. 

"Israel tidak memiliki kemampuan untuk menunjuk badan pemerintahan lain di Gaza, bukan hanya karena keberadaan badan tersebut dipertanyakan, tetapi juga, dan terutama, karena ada batasan terhadap kewenangannya, yaitu kewenangan negara pendudukan (agresor yang tidak memiliki legitimasi)," papar Gideon Levy.

Baca juga: Qassam Balas Ultimatum Israel: Tel Aviv Saksikan Lagi Kematian Sandera Jika IDF Nekat Lanjut Perang

personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas
SAYAP MILITER - Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. Seorang analis dan penulis Israel, Gideon Levy meyakini kalau Hamas akan tetap eksis terlepas dari niat Israel melancarkan perang lagi di Gaza dengan kekuatan yang lebih besar dari agresi sebelumnya.

Oleh karena itu, Levi percaya bahwa pembicaraan tentang “The Day After Hamas" atau "Hari Setelah Hamas” adalah menyesatkan.

Sebagai konteks, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kerap melontarkan rencana 'The After' dengan membayangkan Gaza akan dikelola bukan oleh Hamas yang diskenariokan sudah dibasmi IDF.

Pada faktanya, sirat Gideon Levy, wacana ini bahkan masih jauh dari kenyataan di lapangan. 

 “Tidak ada hari setelah Hamas, dan kemungkinan besar tidak akan ada hari setelah Hamas dalam waktu dekat,” kata Levy.

Ia mengaitkan hal ini dengan fakta kalau Hamas adalah satu-satunya badan pemerintahan di Jalur Gaza, setidaknya dalam situasi saat ini yang hampir tidak dapat diubah. 

"Oleh karena itu, (rencana) "hari berikutnya" harus menyertakan eksistensi Gerakan Perlawanan Hamas, dan Israel harus terbiasa dengan hal itu," saran Levy.

Baca juga: Kepala Staf IDF Mau Perang Lagi di Gaza, Kemenhan Israel: Jumlah Prajurit Cacat Tembus 78 Ribu

PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 12 Maret 2025 memperlihatkan beberapa tentara Israel saat beroperasi. IDF dilaporkan kekurangan tentara.
PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 12 Maret 2025 memperlihatkan beberapa tentara Israel saat beroperasi. IDF dilaporkan kekurangan tentara. (IDF)

Langkah Sia-sia Jika Israel Kembali Memulai Perang

Kesimpulan pertama tulisan Gideon Levy ini adalah kalau memulai kembali perang di Gaza adalah langkah yang sia-sia, bagi Israel khususnya. 

"Tindakan itu akan membunuh tahanan Israel yang tersisa dan puluhan ribu warga Gaza, dan pada akhirnya, Hamas akan bertahan hidup," kata dia.

Alih-alih melancarkan perang lagi "untuk mencabut Hamas dari kekuasaan dan omong kosong lainnya," kata Levy, "kita harus membiasakan diri dengan keberadaannya."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved