Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia-AS Siap Berdialog, Peskov Konfirmasi Utusan Washington Menuju Kremlin
Rusia dan Amerika Serikat tampaknya siap untuk berdialog terkait kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan Amerika Serikat tampaknya siap untuk berdialog terkait kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
Kesiapan kedua pihak ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Kamis (13/3/2025).
Peskov mengatakan bahwa saat ini negosiator AS sedang dalam perjalanan menuju Rusia.
Menurutnya, kedatangan negosiator AS ke Rusia telah direncanakan secara matang.
"Memang benar bahwa negosiator (AS) sedang dalam perjalanan dan memang benar bahwa kontak telah direncanakan," kata Peskov, dikutip dari BBC.
Peskov berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut terkait pembicaraan AS dan Rusia.
"Jangan terburu-buru, kami akan memberi tahu Anda tentang mereka nanti," jelas Peskov.
Kesiapan dialog antara Rusia dan AS ini tampaknya telah diperbincangkan sebelumnya.
Pihak AS dan pihak Rusia telah melakukan panggilan telepon sebelum negosiator AS dikirim ke Kremlin.
"Kontak sudah terjadi, ada percakapan telepon antara (Penasihat Keamanan Nasional AS Mike) Waltz dan (penasihat presiden Rusia Yuri) Ushakov. Informasi tertentu telah diberikan ke Rusia," jelasnya.
Sebelumnya, kantor berita pemerintah Rusia TASS telah melaporkan bahwa sebuah pesawat yang membawa utusan AS Steve Witkoff telah melintasi perbatasan Rusia.
Meski telah mengonfirmasi keberangkatan negosiator AS ke Rusia, Peskov enggan membocorkan identitas siapa yang dikirim untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata Ukraina-Rusia.
Baca juga: Putin Mempelajari dengan Saksama Perjanjian Gencatan Senjata Washington & Kyiv, AS akan Kontak Rusia
Selain itu, Peskov juga tidak ingin mengomentari kabar terkait tuntutan Rusia untuk AS dalam negosiasi perdamaian ini.
Seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (13/3/2025).
Di mana laporan tersebut mengatakan bahwa Rusia telah mengajukan daftar tuntutan kepada Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari upaya untuk mencapai kesepakatan dalam mengakhiri perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.
Daftar tuntutan yang dikutip dari dua sumber Rusia yang dirahasiakan mencakup permintaan agar Ukraina secara permanen meninggalkan aspirasi untuk bergabung dengan NATO, dikutip dari Kyiv Independent.
Kemudian Rusia menuntut Ukraina melarang penempatan pasukan asing di wilayahnya.
Rusia juga meminta agar internasional mengakui klaim Vladimir Putin atas Krimea dan empat provinsi Ukraina, dikutip dari Sky News.
Keempat provinsi tersebut di antaranya, oblast Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, sebagai bagian dari wilayah Rusia.
Tuntutan tersebut dikabarkan telah dibahas oleh AS-Rusia dalam beberapa kali percakapan, baik secara tatap muka maupun virtual.
Pembicaraan tersebut dilaporkan telah berjalan selama 3 minggu terakhir.
Meskipun demikian, rincian pasti mengenai isi tuntutan tersebut masih belum jelas.
Sementara itu, AS dan Ukraina mengeluarkan pernyataan bersama setelah para pejabat bertemu pada hari Selasa di Arab Saudi.
Dalam pernyataan tersebut, Ukraina terbuka terhadap usulan AS untuk memberlakukan gencatan senjata sementara selama 30 hari yang dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama para pihak.
Zelensky mengatakan cakupan apa saja dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Usulan gencatan senjata akan membentuk gencatan senjata penuh selama 30 hari, tidak hanya terkait rudal, drone, dan bom, tidak hanya di Laut Hitam, tetapi juga di sepanjang garis depan," jelas Zelensky melalui Telegram, dikutip dari Al Jazeera.
Akan tetapi, hingga saat ini Trump masih menunggu keputusan Putin terkait gencatan senjata ini.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.