Konflik Rusia Vs Ukraina
Jelang Pembicaraan Damai, Ukraina Dipaksa Mundur Rusia dari Kursk, Kondisi Kyiv Nol Logistik
Menjelang pembicaraan damai, Ukraina dan Rusia terus terlibat bentrok di wilayah Kursk. Kini, Kyiv harus berjuang dengan nol logistik.
TRIBUNNEWS.COM - Menjelang pembicaraan damai, Ukraina dan Rusia malah terus-terusan bentrok untuk merebut wilayah Kursk.
Terbaru, Ukraina dikabarkan mundur dari wilayah Kursk karena Rusia telah mengambil alih kendali di tengah serangan gencar untuk mengusir pasukan Kyiv.
Dengan terancamnya kehilangan wilayah Kursk, Ukraina kehilangan daya tawar yang diperjuangkan sebelum negosiasi damai dengan Rusia.
Bentrokan dengan Rusia ini membuat Ukraina "galau", sebab beberapa hari terakhir pasukan Moskow telah menghancurkan logistik Ukraina di Kursk.
Rusia juga mengklaim telah merebut beberapa pemukiman dan dilaporkan memasuki kota penting Sudzha.
Dengan kondisi nol logistik ini membuat beberapa pihak di pasukan Ukraina ingin menarik diri.
Dikutip dari Kyiv Independent, pemimpin militer Ukraina mengatakan bahwa tidak ada ancaman pengepungan bagi pasukan Ukraina dan memerintahkan bala bantuan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Ukraina terus melaksanakan tugas di Kursk, sementara komando “melindungi semaksimal mungkin nyawa prajurit kami”.
Berita itu muncul saat para pejabat AS berencana untuk bertemu dengan perwakilan Rusia dalam beberapa hari mendatang, guna mempertimbangkan gencatan senjata sementara selama 30 hari yang dibahas selama pembicaraan AS dengan Ukraina di Arab Saudi pada tanggal 11 Maret.
"Sebelum ada pembicaraan antara Rusia dan AS, Rusia berusaha menyelesaikan (masalah Kursk) secepat mungkin, memusatkan semua kekuatan yang mereka bisa," kata pakar militer dan direktur Jaringan Penelitian Geopolitik Baru, Mykhailo Samus kepada Kyiv Independent.
Rusia telah membawa unit pesawat tak berawak mereka yang paling efektif ke Kursk, yang sekarang mengendalikan tembakan rute logistik Ukraina, berkat kemajuan Rusia di sisi kanan dan kiri yang menonjol, kata para ahli.
Baca juga: Berseragam Militer, Putin Kunjungi Komando Rusia di Kursk Pertama Kalinya
"Di Kursk, logistiknya bagus — dengan jalan yang bagus dan cukup banyak pemukiman di mana pasukan Ukraina dapat tinggal dan membangun tempat berlindung," kata Ruslan Mykula, seorang analis militer dan salah satu pendiri proyek DeepState OSINT.
Namun masalah utama bagi pasukan Ukraina adalah bagian sekitar 10 kilometer jalan raya utama di Sumy antara Desa Yunakivka dan perbatasan Sudzha.
"Secara formal, semua logistik terikat pada jalan raya aspal Sumy-Sudzha, yang sangat mudah dikontrol, karena jarak (ke musuh) di sana tidak terlalu jauh, sekitar 5-7, maksimal 15 kilometer, yang tidak menjadi masalah bagi drone modern," kata seorang pensiunan perwira militer dan pakar pertahanan, Viktor Kevliuk.
"Jalur logistik juga tidak banyak karena wilayahnya masih berupa rawa atau jembatannya sudah rusak," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.