Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Akui Pakai Protokol Hannibal pada 7 Oktober, Tembak Siapa pun Termasuk Warganya Sendiri

Militer Israel telah mengakui bahwa angkatan udaranya menerapkan protokol Hannibal pada 7 Oktober.

Telegram Quds News Agency
ISRAEL KERAHKAN TANK - Foto yang diambil Tribunnews.com melalui Telegram Quds News Agency pada Selasa (25/2/2025) memperlihatkan tentara Israel melanjutkan agresinya terhadap Jenin dengan mengerahkan tank. Militer Israel telah mengakui bahwa angkatan udaranya menerapkan protokol Hannibal pada 7 Oktober. 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel telah mengakui bahwa angkatan udaranya menerapkan protokol Hannibal pada 7 Oktober.

Ini adalah sebuah kebijakan kontroversial yang memungkinkan penggunaan kekuatan mematikan untuk mencegah pembunuhan tentara Israel, bahkan dengan risiko membunuh mereka sendiri.

Menurut laporan The Jerusalem Post , angkatan udara Israel menembaki “apa pun yang bergerak” di sepanjang perbatasan Gaza.

Militer Israel mengakui langkah ini untuk mencegah penangkapan tentaranya selama serangan mendadak dari kelompok Hamas dalam Operasi Banjir Al Aqsa .

Pada hari Kamis (27/2/2025), Angkatan Udara Israel secara terbuka mengungkapkan rincian rahasia operasi yang diberi nama sandi Pedang Damocles.

Operasi ini fokus pada melenyapkan kepemimpinan Hamas dan infrastruktur militernya di Gaza, bertepatan dengan penerapan protokol Hannibal, dikutip dari Al Mayadeen.

Laporan menyebutkan bahwa pasukan udara Israel melancarkan 945 serangan udara dan melepaskan lebih dari 11.000 tembakan dari helikopter.

Penyesalan Militer Israel

Beberapa sumber dalam Angkatan Udara Israel mengungkapkan penyesalan atas keputusan untuk lebih memprioritaskan Operasi Pedang Damocles dibandingkan bertahan dari serangan pejuang Hamas yang berhasil menerobos perbatasan Gaza.

“Jika kami mengetahui semua informasi yang diperdebatkan antara Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi dan Kepala Komando Selatan IDF Walikota Jenderal Yaron Finkleman—seperti kartu SIM Israel yang diaktifkan oleh Hamas di Gaza—mungkin respons kami akan berbeda,” kata seorang pejabat militer Israel kepada The Jerusalem Post.

Namun, pihak lain dalam pasukan pendudukan Israel, khususnya dari Komando Selatan, membela operasi ini.

Mereka mengklaim bahwa serangan udara telah berhasil mencegah masuknya lebih banyak pejuang Hamas ke wilayah Israel.

Baca juga: Palestina Kembali Dicaplok, 44,5 Persen Wilayah Tepi Barat Dikuasai Pemukim Ilegal Israel

Akui Tak Punya Persiapan

Sebelum 7 Oktober, Israel hanya memiliki satu drone yang menghubungkan Gaza karena asumsi bahwa setiap eskalasi besar akan disertai peringatan awal.

Namun, ketika serangan Hamas terjadi, barulah Israel mulai meningkatkan kekuatan udaranya dengan mengirimkan dua drone tambahan.

Masalah lain muncul ketika pemindahan jet tempur dari Pangkalan Udara Ramat David ke Pangkalan Udara Ramon tertunda , membuat sebagian besar pesawat tidak dalam posisi optimal saat serangan berlangsung.

Selain itu, senjata yang dipakai oleh Angkatan Udara Israel pada saat itu tidak cocok untuk pertempuran jarak dekat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved