Konflik Rusia Vs Ukraina
Trump-Putin Akur, Rusia Tawari AS Untuk Ambil Alih Tanah Jarang Milik Kremlin
Putin memberikan kesempatan kepada AS guna menjajaki kemungkinan kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan deposit logam tanah jarang Kremlin
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan logam dan tanah jarang milik Kremlin kepada Amerika Serikat (AS).
Penawaran ini diungkap Rusia di tengah upaya negosiasi alot antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina untuk menguasai tanah jarang milik Kiev.
Dalam keterangan resminya, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa AS dapat melakukan eksplorasi bersama atas cadangan logam tanah jarang di Rusia
Ini karena Rusia memiliki banyak deposit logam tanah jarang dan terbuka.
Rusia diketahui memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia, dengan total sekitar 28,7 juta ton.
Saat ini, sekitar 3,8 juta ton dari jumlah tersebut sedang dalam tahap pengembangan atau siap untuk dikembangkan ke berbagai industri, termasuk pertahanan dan elektronik konsumen.
Dengan strategi ini Rusia berencana untuk menjadi salah satu dari lima produsen utama logam tanah jarang dengan pangsa pasar hingga 12 persen pada tahun 2030.
Namun, industri logam tanah jarang Rusia menghadapi tantangan seperti permintaan domestik yang rendah dan persaingan ketat dari China, yang mendominasi produksi global.
Alasan ini yang mendorong Putin untuk memberikan penawaran dan kesempatan kepada Amerika Serikat guna menjajaki kemungkinan kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan deposit logam tanah jarang di Rusia.
Dengan bekerja sama dengan AS, Putin yakin Rusia dapat mempercepat pengembangan dan pemanfaatan sumber daya tersebut, sehingga dapat meningkatkan ekonomi Rusia.
Rusia sendiri melihat kerjasama dengan AS sebagai peluang untuk mengurangi ketergantungan pada China.
Serta sebagai upaya menciptakan jalur alternatif dalam pasokan logam tanah jarang, yang penting untuk sektor teknologi dan pertahanan.
Baca juga: Trump Ngomel-ngomel, Minta Ukraina Lupakan Niat Gabung NATO: Itu yang Picu Invasi Rusia
Selain itu dengan menawarkan sumber daya tersebut, Rusia bisa memperoleh teknologi dan investasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya.
"Orang Amerika membutuhkan logam tanah jarang. Kami punya banyak," kata Peskov, seperti dikutip Reuters.
"Kami punya rencana untuk mengembangkan sumber daya strategis, tapi ada prospek yang cukup luas untuk kerja sama di sini," lanjutnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.