Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Batasi Jamaah Masjid Al-Aqsa, Kerahkan 3.000 Polisi Untuk Perketat Wilayah Selama Ramadhan
Netanyahu membatasi akses jamaah yang akan melakukan ibadah di Masjid Al Aqsa selama Ramadhan dalih menjaga keamanan masjid dari kerusuhan
TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berencana untuk membatasi akses jamaah yang akan melakukan ibadah di Masjid Al Aqsa selama Ramadhan.
Hal ini diungkap Netanyahu usai menggelar pembicaraan dengan IDF, Kementerian Pertahanan, Kepolisian Israel, Shin Bet, dan Layanan Penjara Israel.
Setelah pembicaraan tersebut, Netanyahu dan komite Israel sepakat membatasi ketat Kompleks Masjid Al Aqsa selama bulan suci Ramadhan.
Pembatasan ini disinyalir merupakan langkah terbaru Netanyahu untuk memblokir akses warga Palestina untuk memasuki situs suci ketiga bagi umat Muslim di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
"Keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1967 ini merupakan tindakan yang berbahaya, memicu provokasi terhadap perasaan umat Islam dan pelanggaran mencolok terhadap status hukum dan sejarah Masjid Al Aqsa dan pentahbisan kendali Israel atas Tempat Suci yang Mulia," kata Komite Islam-Kristen untuk Dukungan Yerusalem dan Situs Suci.
Mengutip laporan Anadolu, selama pembatasan diberlakukan nantinya hanya 10.000 warga Palestina yang diizinkan beribadah di masjid Al Aqsa.
Namun, tidak semua masyarakat bisa memasuki kompleks masjid tersebut.
Pemberian izin itu hanya akan disetujui jika otoritas negara itu memberikan persetujuan.
Pejabat keamanan juga merekomendasikan agar hanya mengizinkan masuk anak-anak yang lebih muda dan orang dewasa yang lebih tua, yaitu anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun.
Serta pria yang berusia di atas 55 tahun, atau perempuan yang berusia di atas 50 tahun.
3.000 Polisi Dikerahkan ke Al-Aqsa
Selain membatasi jumlah jamaah, Lembaga penyiaran publik Israel KAN mengatakan Netanyahu juga bakal menyiagakan ribuan polisi.
Diperkirakan ada 3.000 personel setiap harinya yang akan menjaga pos pemeriksaan menuju Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa selama bulan puasa.
Baca juga: Jelang Ramadan, Israel akan Batasi Jemaah di Masjid Al-Aqsa, Mau ke Masjid Harus Ajukan Permintaan
Lebih lanjut Israel juga turut melarang ratusan tahanan Palestina menginjakan kaki ke Kawasan masjid Al -Aqsa.
Adapun pembatasan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, bertahun-tahun negara zionis ini terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap akses masuk ke kompleks tersebut.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir berpendapat pembatasan perlu dilakukan untuk menjaga keamanan masjid demi menghindari kerusuhan atau eskalasi situasi yang lebih besar.
Mengingat selama bulan Ramadhan ribuan jemaah dari kalangan umat Islam berbondong-bondong melakukan ibadah, hal ini bisa memicu ketegangan yang lebih besar, terutama di Yerusalem yang memiliki nilai religius tinggi bagi umat Muslim, Yahudi, dan Kristen.
Hamas Kecam Israel
Merespon pembatasan yang dilakukan Netanyahu, Hamas dengan tegas mengecam rencana Israel yang membatasi akses umat Muslim ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadhan.
Sebagai bentuk penolakan atas usulan rencana Netanyahu, di Telegram Hamas menyerukan warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, serta warga Arab Israel untuk datang dalam jumlah besar ke kompleks Al-Aqsa.
Tak hanya itu, Hamas juga meminta Organisasi Kerja Sama Islam dan masyarakat internasional untuk mengambil "tindakan serius".
Memastikan bahwa rakyat Palestina dapat menjalankan ibadah keagamaan mereka dengan bebas.
Ini lantaran Masjid Al Aqsa memiliki makna keagamaan dan spiritual yang sangat penting selama bulan Ramadhan bagi umat Islam, karena merupakan salah satu tempat tersuci dalam Islam.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.