Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Lembaga Top Israel Secara Sombong Akui IDF Gagal dalam Perang: Mau Bangun Gaza Asal Hamas Dilucuti

Lembaga think tank terkemuka Israel mengakui kalau Pasukan Israel (IDF) memang gagal dalam Perang Gaza, tapi secara sombong mau lucuti Hamas

khaberni/tangkap layar
KALAH DI GAZA - Pasukan Israel (IDF) melakukan evakuasi terhadap rekan tentara mereka yang terluka dan tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza menggunakan helikopter. Lembaga think tank terkemuka Israel, INSS, mengakui kalau IDF kalah di Gaza. 

Di sisi lain, kata Inlakesh, INSS juga berupaya mendengungkan pendapat Israel tentang apa yang telah terjadi selama 16 bulan terakhir, kalau penghancuran Gaza secara total adalah hancurnya infrasturktur perlawanan Hamas

"Menariknya, setelah menyebutkan semua pukulan yang diterima oleh gerakan Hamas di Gaza, yang mana ia masukkan ke dalam penghancuran massal infrastruktur sipil, Dekel mengakui kegagalan agresi IDF," kata dia.

Menurutnya, 'pengakuan sombong' soal kegagalan IDF itu dituliskan dalam artikel tersebut dengan kalimat berikut:

Propaganda Hamas sedang berada di puncaknya. Pesan-pesan utamanya menekankan bahwa jihad telah terbukti efektif, telah mempermalukan Israel dan menimbulkan kegagalan militer terburuk sejak negara itu berdiri, dan masih mempertahankan kendali militer dan administratif atas Gaza. Hamas, untuk saat ini, telah menggagalkan proses normalisasi antara Israel dan Arab Saudi; memperdagangkan sandera untuk pembebasan massal tahanan dan teroris, dan telah memaksa Israel untuk menandatangani kesepakatan dengannya, yang gagal dicapai oleh Otoritas Palestina dan Fatah.”

Bagi Inlakesh, kesimpulan logis ini dicapai oleh penulis INSS melalui pemahaman kalau Hamas telah berhasil mengambil alih kembali posisi pemerintahan Jalur Gaza dan tidak "dihilangkan", sementara sandera Israel yang ditahan di wilayah yang dikepung belum bisa diselematkan; keduanya merupakan tujuan perang Israel.

"Oleh karena itu, kegagalan untuk mencapai tujuan yang dinyatakannya berarti kekalahan. Argumen ini telah dikemukakan oleh para analis sebelumnya, namun argumen ini penting karena berasal dari lembaga pemikir terkemuka Israel," kata dia.

Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel.
BOMBARDEMEN BUTA - Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)

Rekonstruksi Gaza dengan Imbalan Pelucutan Senjata Hamas

Akan tetapi, Inlakesh menekankan hal lain yang cenderung luput dari perhatian dari pengakuan kegagalan IDF ini.

"Hal yang kurang mendapat perhatian, bahkan di media berbahasa Arab, adalah advokasi mengenai langkah-langkah apa yang harus diambil dalam fase pascaperang di Jalur Gaza. Yang paling mencolok, penulis secara terbuka menganjurkan pemanfaatan rekonstruksi – dengan kata lain, kelayakan hidup – di Jalur Gaza. Dekel secara efektif menyerukan pendekatan hukuman kolektif, yaitu Hamas menyerahkan senjatanya atau wilayah yang diduduki secara ilegal tidak akan dibangun kembali," kata 

Menurut Inlakesh, poin pertama yang disampaikan Dekel selaku penulis INSS menekankan rencana pemerintah Israel dalam fase pasca perang adalah dengan memanfaatkan kondisi kehancuran Gaza.

Lucunya, demiliterisasi Hamas ini, kata Inlakesh, disarankan Dekel dengan tetap memberi hak ke Israel untuk melakukan tindakan militer, sebuah kesombongan lain yang dipertontonkan Israel lewat cara pandang lembaga thin tanknya.

“Rekonstruksi dengan Imbalan Demiliterisasi—Israel tidak boleh mengizinkan rekonstruksi Gaza selama Hamas tetap memegang kendali dan mempertahankan sayap militernya. Formulanya harus berupa rekonstruksi dengan imbalan demiliterisasi, dengan Israel mempertahankan tanggung jawab keamanan utama dan hak untuk menegakkan demiliterisasi melalui tindakan militer,” tulis Dekel dalam artikel INSS tersebut.

Inlakesh juga menyinggung hal konyol lainnya yang disarankan INSS.

"Poin-poin lain yang direkomendasikan agar dituntut Israel adalah pengakuan internasional atas “kebebasan bertindak” mereka atas kekerasan apa pun yang mereka pilih di Jalur Gaza, beban bantuan dan biaya pendudukan mereka ditanggung oleh aktor internasional, dibentuknya dan dipersenjatainya sebuah pemerintahan teknokratik yang diawasi asing untuk melawan Hamas, di samping rekomendasi-rekomendasi lain yang tidak demokratis, tidak manusiawi, dan ilegal," begitu saran INSS.

Tentara Israel dengan latar belakang Markas UNRWA dengan bekas sisa-sisa pembakaran. Israel akhirnya mengusir UNRWA dari kantornya di Yerusalem karena tudingan penggunaan lahan tanpa izin.
USIR UNRWA - Tentara Israel dengan latar belakang Markas UNRWA dengan bekas sisa-sisa pembakaran. Israel akhirnya mengusir UNRWA dari kantornya di Yerusalem karena tudingan penggunaan lahan tanpa izin. (khaberni)

Alasan Sebenarnya Israel Tolak UNRWA

Disebutkan pula oleh INSS bagaimana Israel harus memastikan pengganti Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA):

“Mereformasi Sistem Pendidikan—Sistem pendidikan baru harus diciptakan di Gaza untuk menggantikan sistem UNRWA. Eropa, yang telah mendanai pendidikan Palestina selama bertahun-tahun, dapat memainkan peran utama dalam pengembangannya, bersama UEA, yang memiliki pengalaman sukses dalam pendidikan untuk deradikalisasi.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved