Konflik Palestina Vs Israel
Tentara Israel Cium Kening Pasukan Hamas saat Dibebaskan, Tampak Bahagia dan Tersenyum Lebar
Tentara Israel mencium kening pasukan Hamas saat dibebaskan, Sabtu (22/2/2025. Tampak senang dan tersenyum lebar, Sabtu (22/2/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam dan kelompok perlawanan Palestina membebaskan tiga tentara Israel, Sabtu (22/2/2025).
Dalam pemulangan sandera yang menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata, terdapat momen menarik.
Di mana salah seorang tentara Israel tampak mencium kening dua pasukan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Tentara Israel yang mengenakan seragam militernya itu tampak bahagia ketika di bawa di hadapan warga Palestina dalam acara pembebasan.
Tampak dirinya merengkuh kepala pasukan Brigade Al-Qassam dan mencium kening mereka.
Pasukan Brigade Al-Qassam pun tampak menyambut hangat perlakuan tentara Israel tersebut, mengutip tayangan video yang diunggah akun X Palestine Chronicle.
Dilaporkan tindakan ini sangat kontras dengan perlakuan brutal terhadap tahanan Palestina di penjara pendudukan.
Sementara itu di momen pembebasan, lagu kebangsaan Palestina bergema sebagai latar belakang.
Diketahui gelombang ketujuh pertukaran tahanan Israel berlangsung pada hari Sabtu, hal ini menandai kelanjutan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Gaza.
Brigade Al-Qassam mengerahkan sejumlah pejuang untuk memfasilitasi penyerahan enam tawanan Israel ke Palang Merah Internasional di Rafah dan Nuseirat, masing-masing di Jalur Gaza selatan dan tengah.
Dua tahanan akan diserahkan di Rafah, sementara empat lainnya di Nuseirat, sumber dari gerakan Hamas mengonfirmasi.
Baca juga: Kesepakatan Baru Digelar Hari Ini, Enam Tawanan Israel Ditukar 602 Tahanan Palestina
Koresponden Al Jazeera, Hani Al Shaer, melaporkan bahwa platform serah terima itu sengaja diisi dengan pesan-pesan politik dan keamanan.
Di antara visual tersebut terdapat gambar para pemimpin Brigade Qassam terkemuka, termasuk mendiang panglima tertinggi, Mohammed Deif.
Salah satu gambar yang menonjol menunjukkan sekelompok bersenjata berjalan menuju Kubah Batu, disertai slogan, “Kita bisa mengubah arah sejarah,” sebuah pengingat kuat akan perlawanan abadi meskipun adanya tekanan regional dan global.
Bagian tengah panggung menampilkan gambar Yahya Sinwar, komandan Operasi “Banjir Al-Aqsa,” saat ia mengamati pertempuran di Rafah sebelum ia meninggal pada bulan Oktober 2024.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.