Pengakuan Broker Tenaga Kerja di Jepang Mengatur 200 Pekerja Indonesia di Oarai Ibaraki
Orang Indonesia menyumbang setengah dari penduduk asing, dan dikatakan bahwa lebih dari 1.000 orang masih tinggal secara ilegal di Kota Oarai
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang broker tenaga kerja di Jepang telah mengatur lebih dari 200 pekerja Indonesia termasuk yang ilegal di Jepang, mengungkapkan kisahnya kepada media Gendai Business (GB) yang diberitakan kemarin (20/2/2025).
"Kami terhubung dengan banyak presiden perusahaan Jepang yang berbeda dan memediasi orang Indonesia termasuk metode kejahatan yang terlalu berbahaya," ungkap Lupo roker nama samaran tersebut do kota Oarai, Prefektur Ibaraki baru-baru ini.
Bagi orang Indonesia yang tidak memiliki kualifikasi kerja, mereka ditempatkan di tempat tinggal atau tempat kerja dan menerima biaya rujukan sebesar 50.000 yen per orang, dijadikan stok sementara sebelum ada perusahaan Jepang yang membutuhkannya.
Ini adalah metode kriminal dari "broker imigran" yang beroperasi dalam kegelapan di Kota Oarai, Prefektur Ibaraki.
Dengan syarat anonim, reporter GB mewawancarai mantan broker yang telah mengatur lebih dari 200 orang Indonesia.
Modus operandi
"Saya mendapat telepon dari seorang presiden yang saya kenal dan bertanya, 'Apakah ada orang di sana?'"
Orang Indonesia menyumbang setengah dari penduduk asing, dan dikatakan bahwa lebih dari 1.000 orang masih tinggal secara ilegal di Kota Oarai, Prefektur Ibaraki.
"Peliputan kami telah melaporkan tentang "kota imigran" seperti itu dua kali di masa lalu, tetapi tidak pernah ada banyak penduduk kota yang mencoba berbicara tentang keberadaan "pialang imigran" yang menarik tali di belakang imigran ilegal.
Bahkan, bahkan ketika mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam industri lokal, beberapa penduduk kota hanya menjawab, "Itu semua karena mereka adalah broker." Bahkan menutup mulut mereka secara langsung.
Di tengah semua ini, wartawan GB terhubung dengan seorang pria Indonesia yang dulu mencari nafkah sebagai "broker imigran" melalui serangkaian wawancara.
Menunggu di tempat parkir yang ditunjuk sebagai tempat pertemuan, Hiace yang dicat hitam berhenti di depan sang wartawan.
Pria yang keluar dari sana, Dimas (nama samaran), tertawa dan berkata, "Saya tahu Anda meliput area ini, dan saya langsung mendapat informasi dari orang-orang di kota."
Sampai dia berhenti dari pekerjaannya sebagai broker beberapa tahun yang lalu, dia telah membantu hampir 200 orang Indonesia mencari tempat tinggal dan bekerja di negara itu secara ilegal. Duduk di sofa di restoran keluarga, Dimas mulai berbicara.
"Saya sering mendapat telepon dari teman-teman Indonesia. Beberapa dari mereka telah tinggal lebih lama di Jepang. Mereka bertanya kepada saya apakah ada lowongan pekerjaan saat ini, jadi saya mengatur perusahaan pembongkaran terdekat atau perusahaan kentang kering."
Jumlah "pialang imigran" yang terlibat dalam lingkaran ini ada sekitar 20 orang di Kota Oarai, dan lebih dari 50 orang jika termasuk Kota Hokita dan Kota Hitachinaka. Para broker terus berhubungan dan menyadari pengawasan polisi dan otoritas imigrasi.
2 Fakta 16 Besar Kejuaraan Dunia Voli Putra 2025: Italia Tak Masuk Daftar Unbeaten, 3 Tim Top Absen |
![]() |
---|
Jadwal MotoGP Jepang 2025: Kemenangan ke-100 Marc Marquez Warnai Raihan Gelar Juara Dunia |
![]() |
---|
Afriansyah Noor Dilantik Jadi Wamenaker, Demokrat Soroti Persoalan Tenaga Kerja yang Perlu Ditangani |
![]() |
---|
Menteri Mukhtarudin Tegaskan Komitmen Atasi Penumpukan Roster CPMI ke Korea Selatan |
![]() |
---|
6 Tips Liburan ke Jepang, Dari Transportasi Hingga Belanja Pakai DANA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.