Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Situasi Jenin, Tepi Barat Makin Mengerikan, Pengungsi Kembali Mengungsi

Jenin dibabat habis-habisan, sekitar 17.000 pengungsi yang terpaksa mengungsi lagi, Nur Shams dan Tulkarem juga mengalami nasib serupa.

|
Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English
TEPI BARAT - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (6/2/2025) yang menunjukkan tank-tank Israel menyerbu kota Jenin, Tepi Barat pada Rabu (5/2/2025). Serangan militer ini menyebabkan kehancuran luar biasa di kamp pengungsi Jenin. 

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi di Jenin, Tepi Barat semakin mengerikan dengan serangan besar-besaran yang dilakukan oleh tentara Israel.

Sejak 21 Januari, pasukan Israel telah melancarkan operasi militer di kota Jenin.

Operasi militer Israel kini meluas ke wilayah sekitar seperti Tulkarem dan kamp pengungsi Nur Shams.

Dikutip dari The New York Times, hingga saat ini, lebih dari 40.000 warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Sejarawan dan peneliti mengklaim eksodus pengungsi dalam perang 7 Oktober merupakan jumlah pengungsi terbesar sejak perang Arab-Israel 1967, saat Israel menguasai Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.

Serangan militer ini menyebabkan kehancuran dahsyat di kamp pengungsi Jenin.

Buldoser datang dan meratakan rumah, merusak jalan bahkan menghancurkan infrastruktur penting, termasuk saluran air dan listrik, Al Jazeera melaporkan.

Pihak militer mengklaim operasi ini bertujuan untuk memerangi militansi di wilayah tersebut.

Akan tetapi banyak warga Palestina yang merasa ini adalah upaya untuk mengusir mereka secara permanen dan mengambil alih wilayah yang dikelola oleh Otoritas Palestina.

Kerusakan di kamp-kamp pengungsi sudah mencapai titik di mana mereka tidak lagi layak huni.

Bahkan jika pasukan Israel menarik diri, memulihkan infrastruktur yang telah hancur sangat mustahil.

Baca juga: Gazafikasi, Agresi Militer Israel di Jenin Masuk Bulan Kedua: Pengungsian Massal di Tepi Barat

Kamp pengungsian Jenin kini hampir kosong.

Sekitar 17.000 orang yang sebelumnya menempati kamp tersebut terpaksa harus mengungsi lagi.

Kamp pengungsi lain seperti Nur Shams dan Tulkarem juga mengalami nasib serupa.

Kamp pengungsi ini memiliki sejarah panjang sebagai tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan pada masa Nakba 1948, dan kini mereka kembali terpaksa mengungsi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved