Rabu, 1 Oktober 2025

Program Antariksa Tiongkok Makin Disorot, Dianggap Memicu Risiko Global

Kisah terkait bidang antariksa atau industri luar angkasa Tiongkok semakin mendapat perhatian, secara khusus di tingkat global.

Editor: Wahyu Aji
Global Times
ROKET MELUNCUR - Ilustrasi Roket raksasa Long March 5B milik Badan Antariksa China menerbangkan modul Wentian yang akan disatukan ke stasiun antariksa Tianhe. Peluncuran dilakukan dari stasiun darat Hainan di Cina selatan, Minggu (24/7/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah terkait bidang antariksa atau industri luar angkasa Tiongkok semakin mendapat perhatian, secara khusus di tingkat global.

Dikutip dari Times of Oman, Rabu (19/2/2025), pemerintah Tiongkok, yang dengan lantang menyatakan sebagai 'kekuatan luar angkasa,’ cenderung mengabaikan fakta terkait kemunduran dan kekurangan dari program tersebut.

Contoh konkret dari kesulitan yang dialami Tiongkok terjadi pada pekan terakhir Desember 20204.

 Kala itu, Roket ZK-1A, yang diluncurkan CAS Space, gagal total.

Tiongkok telah meningkatkan frekuensi peluncuran komersialnya terkadang hingga sebulan sekali, namun kegagalan ZK-1A menjadi pengingat tentang ketidakkonsistenan dan ketidakpastian yang mengganggu komersialisasi sektor antariksa Tiongkok.

Times of Oman mencatat kegagalan ini bukan peristiwa tunggal, sebab pada Juni 2024, uji coba roket Tianlong-3 milik Space Pioneer berakhir dengan bencana.

Kala itu, mesin tahap pertama tidak berfungsi dan roket terlepas dari bangku ujinya lalu meledak menjadi bola api, kemudian mengirimkan gelombang kejut ke area sekitarnya.  

"Peristiwa ini, yang disaksikan ribuan penonton, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Tiongkok saat berupaya mengejar ketertinggalan dalam perlombaan industri luar angkasa global," tulis Times of Oman.

Dampak dari kegagalan yang ditunjukkan bidang usaha luar angkasa Tiongkok ini dinilai menjangkau dimensi lebih luas, dan signifikan. Menginngat, negara ini tengah meluncurkan ribuan satelit, yang ditujukan untuk meningkatkan komunikasi internet, observasi Bumi, dan penelitian ilmiah. 

Seiring menjamurnya usaha komersil di bidang ruang angkasa, dan didukung Tiongkok, kegagalan apa pun di orbit—baik malfungsi maupun tabrakan—dapat menimbulkan risiko besar bagi komunitas pegiat bidang ruang angkasa, bahkan secara global.

Industri Luar Angkasa Tiongkok 

Beberapa pakar telah memperingatkan industri Luar Angkasa Tiongkok yang sedang berkembang, dapat menghadapi masalah kelebihan kapasitas yang sama. Hal tersebut telah melanda sektor-sektor lain dalam bidang ekonomi Tiongkok, mulai dari baja hingga kendaraan listrik.

Kelebihan kapasitas sudah tampak jelas dalam industri ruang angkasa Tiongkok. Perusahaan penginderaan jarak jauh CGSTL, yang meluncurkan lebih dari 140 satelit, menghadapi kekurangan pendapatan karena pembangunan yang berlebihan. 

Meskipun skala peluncuran satelitnya ambisius, CGSTL tidak dapat menutup biayanya secepat yang diantisipasi. Contoh ini berfungsi sebagai kisah peringatan tentang risiko yang melekat dalam pembangunan yang berlebihan dalam pasar yang sangat kompetitif.  

Seiring dengan perluasan sektor luar angkasa Tiongkok, sektor ini kemungkinan terus bergulat dengan berbagai tantangan. Yakni, terkait kelebihan kapasitas, pendanaan, dan upaya mempertahankan keberlanjutan bisnis.

Sampah Antariksa

Krisis sampah antariksa merupakan masalah yang lebih mendesak. Tiongkok telah menuai kritik internasional yang signifikan karena kurangnya pengelolaan sampah antariksa yang efektif. Masalah ini diperparah oleh seringnya ledakan roket di antariksa, yang menciptakan awan sampah yang tetap berada di orbit selama bertahun-tahun. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved