Program Antariksa Tiongkok Makin Disorot, Dianggap Memicu Risiko Global
Kisah terkait bidang antariksa atau industri luar angkasa Tiongkok semakin mendapat perhatian, secara khusus di tingkat global.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah terkait bidang antariksa atau industri luar angkasa Tiongkok semakin mendapat perhatian, secara khusus di tingkat global.
Dikutip dari Times of Oman, Rabu (19/2/2025), pemerintah Tiongkok, yang dengan lantang menyatakan sebagai 'kekuatan luar angkasa,’ cenderung mengabaikan fakta terkait kemunduran dan kekurangan dari program tersebut.
Contoh konkret dari kesulitan yang dialami Tiongkok terjadi pada pekan terakhir Desember 20204.
Kala itu, Roket ZK-1A, yang diluncurkan CAS Space, gagal total.
Tiongkok telah meningkatkan frekuensi peluncuran komersialnya terkadang hingga sebulan sekali, namun kegagalan ZK-1A menjadi pengingat tentang ketidakkonsistenan dan ketidakpastian yang mengganggu komersialisasi sektor antariksa Tiongkok.
Times of Oman mencatat kegagalan ini bukan peristiwa tunggal, sebab pada Juni 2024, uji coba roket Tianlong-3 milik Space Pioneer berakhir dengan bencana.
Kala itu, mesin tahap pertama tidak berfungsi dan roket terlepas dari bangku ujinya lalu meledak menjadi bola api, kemudian mengirimkan gelombang kejut ke area sekitarnya.
"Peristiwa ini, yang disaksikan ribuan penonton, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Tiongkok saat berupaya mengejar ketertinggalan dalam perlombaan industri luar angkasa global," tulis Times of Oman.
Dampak dari kegagalan yang ditunjukkan bidang usaha luar angkasa Tiongkok ini dinilai menjangkau dimensi lebih luas, dan signifikan. Menginngat, negara ini tengah meluncurkan ribuan satelit, yang ditujukan untuk meningkatkan komunikasi internet, observasi Bumi, dan penelitian ilmiah.
Seiring menjamurnya usaha komersil di bidang ruang angkasa, dan didukung Tiongkok, kegagalan apa pun di orbit—baik malfungsi maupun tabrakan—dapat menimbulkan risiko besar bagi komunitas pegiat bidang ruang angkasa, bahkan secara global.
Industri Luar Angkasa Tiongkok
Beberapa pakar telah memperingatkan industri Luar Angkasa Tiongkok yang sedang berkembang, dapat menghadapi masalah kelebihan kapasitas yang sama. Hal tersebut telah melanda sektor-sektor lain dalam bidang ekonomi Tiongkok, mulai dari baja hingga kendaraan listrik.
Kelebihan kapasitas sudah tampak jelas dalam industri ruang angkasa Tiongkok. Perusahaan penginderaan jarak jauh CGSTL, yang meluncurkan lebih dari 140 satelit, menghadapi kekurangan pendapatan karena pembangunan yang berlebihan.
Meskipun skala peluncuran satelitnya ambisius, CGSTL tidak dapat menutup biayanya secepat yang diantisipasi. Contoh ini berfungsi sebagai kisah peringatan tentang risiko yang melekat dalam pembangunan yang berlebihan dalam pasar yang sangat kompetitif.
Seiring dengan perluasan sektor luar angkasa Tiongkok, sektor ini kemungkinan terus bergulat dengan berbagai tantangan. Yakni, terkait kelebihan kapasitas, pendanaan, dan upaya mempertahankan keberlanjutan bisnis.
Sampah Antariksa
Krisis sampah antariksa merupakan masalah yang lebih mendesak. Tiongkok telah menuai kritik internasional yang signifikan karena kurangnya pengelolaan sampah antariksa yang efektif. Masalah ini diperparah oleh seringnya ledakan roket di antariksa, yang menciptakan awan sampah yang tetap berada di orbit selama bertahun-tahun.
Jadwal Badminton setelah China Masters: Episode Baru Fajar/Fikri di Korea Open 2025 |
![]() |
---|
Update Ranking BWF setelah China Masters 2025: Fajar/Fikri Melejit, Rehan/Gloria Sejarah Baru |
![]() |
---|
Amerika Hidupkan Lagi Pangkalan Angkatan Laut Terbesarnya di Halaman Belakang China |
![]() |
---|
Rekap Hasil Final China Masters 2025: Kim/Seo Bikin Korea Samai Gelar Tuan Rumah |
![]() |
---|
Update Hasil Final China Masters 2025: An Se-young Juara, Wajah Tuan Rumah Diselamatkan Jia/Zhang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.