Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky: Ukraina Mungkin Tidak Bertahan Lama jika AS Tarik Bantuan
Presiden Ukraina Voloymyr Zelensky memberikan peringatan terkait masa depan Ukraina apabila AS menarik bantuan dari Kyiv.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Voloymyr Zelensky memberikan peringatan terkait masa depan Ukraina apabila AS menarik bantuan dari Kyiv.
"Kita memiliki peluang yang kecil untuk bertahan hidup tanpa dukungan Amerika Serikat," ujar Zelensky dalam wawancara di program berita NBC Meet the Press, menjelang pertemuan puncak darurat di Paris mengenai tanggapan Eropa terhadap pengecualian dari perundingan damai AS-Rusia.
Tanggapan Zelensky ini menyusul rencana yang diungkapkan Presiden AS Donald Trump pada bulan Desember 2024.
Trump mengatakan bawah AS mungkin saja mengurangi bantuan militer ke Ukraina.
Hal ini semakin memperburuk hubungan kedua negara setelah Zelensky menolak usulan perjanjian AS terkait akses mineral tanah jarang Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer yang telah diberikan Washington selama ini.
Tekanan terhadap Eropa untuk Mengisi Kekosongan Bantuan
Dengan ketidakpastian dukungan AS, Eropa menghadapi tekanan besar untuk mengisi kesenjangan tersebut.
Dalam Konferensi Keamanan Munich pada 14-16 Februari, Zelenskyy mengangkat isu perlunya Eropa membangun kekuatan militernya sendiri demi mempertahankan Ukraina.
"Mari kita bersikap jujur. Kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa Amerika akan berkata, 'tidak' kepada Eropa terkait isu yang mengancamnya," kata Zelenskyy, dikutip dari Al Jazeera.
Tak yakin dengan pernyataan Zelensky, mantan wakil kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Letnan Jenderal Ihor Romanenko mengatakan bahwa bantuan dari Eropa tidak cukup untuk menggantikan peran Amerika.
“Eropa tidak mungkin bisa menggantikan bantuan Amerika,” katanya.
Dengan tidak adanya bantuan dari AS, ia memprediksi bahwa Ukraina hanya dapat bertahan 6 bulan.
Baca juga: Sindir Rusia-AS, Zelensky: Perundingan Tanpa Ukraina Tak Berguna dan Tidak Sah
“Kami akan bertahan selama enam bulan," jelasnya.
Tantangan Eropa dalam Meningkatkan Dukungan
Meskipun Eropa dapat mencapai kesepakatan untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina, negara-negara anggota menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan produksi senjata dan amunisi.
Pasalnya, Rusia saat ini memiliki industri pertahanan dalam memproduksi senjata yang sangata jauh melampaui NATO.
Oleh karena itu, untuk saat ini yang terpenting adalah perlunya Uni Eropa memperkuat industri pertahanannya.
Di sisi lain, Rusia juga mendapatkan dukungan dari Korea Utara.
Laporan mengungkapkan bantuan dari Korea Utara cukup banyak yang dikirimkan untuk Rusia.
Mulai dari pengiriman tentara Korea Utara hingga amunisi.
Bukan Pertama Kali AS Hentikan Bantuan untuk Ukraina
Ukraina telah merasakan dampak dari penghentian bantuan AS sebelumnya.
Kelompok garis keras Republik yang dipengaruhi Trump menunda selama berbulan-bulan rancangan undang-undang yang akhirnya disahkan pada April 2024, membuka jalan bagi pendanaan lebih dari 60 miliar USD yang sangat dibutuhkan Ukraina.
Selama penundaan tersebut, Ukraina kehilangan beberapa benteng strategis di wilayah tenggara Donbas, mengakibatkan ribuan korban jiwa.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang perwira militer Ukraina, Bohgan yang dikerahkan di Donbas saat bantuan dihentikan.
Bohgan mengaku saat itu mereka sangat kekurangan amunisi.
"Itu buruk, kami hanya bisa menembakkan lima peluru per hari, sementara Rusia bisa menembakkan ratusan peluru ke arah kami tanpa menghitungnya," ujarnya.
Di tengah ketidakpastian dukungan militer AS, muncul rencana AS untuk mengambil alih 50 persen kepemilikan atas mineral strategis Ukraina.
Termasuk titanium, uranium, litium, dan jenis tanah jarang yang menjadi bahan baku penting bagi industri global.
Namun Zelenskyy menolak proposal pertama Trump yang menginginkan kontrol atas cadangan mineral penting Ukraina sebagai cara untuk "membayar kembali" biaya perang yang telah dikeluarkan AS.
Ia menegaskan bahwa Ukraina hanya bersedia melanjutkan perjanjian jika terdapat jaminan keamanan yang kuat bagi negaranya.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Zelensky dan Konflik Rusia vs Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.