Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Selesai Bertemu AS, Rusia Menuntut Eropa Agar Ukraina Tak Jadi Anggota NATO

Setelah pertemuan antara AS dengan Rusia rampung digelar, Kremlin menuntut agar Eropa batalkan perjanjian penerimaan Ukraina sebagai anggota NATO.

Layanan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia
PERTEMUAN AS-RUSIA - Foto yang diambil oleh Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (18/2/2025) menunjukkan para delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh untuk membahas perdamaian antara Rusia-Ukraina. Setelah melakukan pertemuan dengan AS, Rusia menuntut Eropa agar membatalkan janjinya pada tahun 2008 untuk menerima Ukraina di NATO. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Rusia selesai melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (18/2/2025).

Dalam pembicaraan pertama itu, AS dan Rusia membahas tentang berakhirnya perang di Ukraina.

Mengutip Reuters, negosiator Rusia, Yuri Ushakov mengatakan pembicaraan berjalan dengan baik, dan kondisi dibahas untuk pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin.

Ushakov mengatakan pertemuan puncak tidak mungkin terjadi minggu depan.

Namun, pembicaraan di Ibu Kota Saudi ini menggarisbawahi kecepatan upaya AS untuk menghentikan konflik, kurang dari sebulan setelah Trump menjabat dan enam hari setelah ia berbicara melalui telepon dengan Putin.

Rusia, setelah bertemu dengan AS, memberikan tuntutan agar Ukraina tidak dilibatkan dalam keanggotaan NATO.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan di Moskow bahwa "tidak cukup" bagi NATO untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggota.

Zakharova mengatakan, aliansi tersebut harus melangkah lebih jauh dengan membatalkan perjanjian yang dibuatnya pada pertemuan puncak di Bucharest tahun 2008 tentang Kyiv yang akan bergabung dengan NATO pada tanggal yang tidak ditentukan.

"Perlu dicatat bahwa penolakan untuk menerima Kyiv ke dalam NATO tidak cukup sekarang," kata Zakharova.

"Aliansi harus mengingkari janji-janji Bucharest tahun 2008," tegasnya.

"Jika tidak, masalah ini akan terus meracuni atmosfer di benua Eropa," katanya lagi.

Baca juga: Putin Siap Bicara dengan Zelensky soal Negosiasi Perang Rusia-Ukraina meski Ragukan Legitimasinya

Zakharova mengatakan bahwa Ukraina perlu kembali ke posisi deklarasi kedaulatannya tahun 1990 dari Uni Soviet, di mana Kyiv mengatakan bahwa mereka akan menjadi negara yang netral secara permanen, tidak berpartisipasi dalam blok militer dan tetap bebas nuklir.

"Apa yang perlu dilakukan Ukraina adalah kembali ke asal muasal kenegaraannya sendiri dan mengikuti isi dan semangat dokumen tersebut," kata Zakharova.

"Ini akan menjadi jaminan terbaik bagi keamanannya," ungkapnya.

Zakharova menambahkan bahwa baik keanggotaan NATO maupun intervensi Barat "dengan kedok kontingen penjaga perdamaian" tidak dapat memberikan keamanan seperti itu kepada Ukraina.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved