Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Fatah Tekan Hamas Bareng-bareng Kelola Gaza, Netanyahu: Israel Tak Mau PA atau Hamas Pasca-perang

Gerakan Fatah, unsur dominan Otoritas Palestina mulai menekan Hamas untuk mau bersama-sama mengelola Jalur Gaza pasca-perang. Israel memilih opsi AS

Kredit foto tangkap layar Associated Press
KELOLA GAZA - Brigade Syuhada al-Aqsa, sayap bersenjata kelompok Fatah Palestina. Fatah mulai melakukan tekanan Hamas untuk mau bersama-sama mereka mengelola pemerintahan Gaza pasca-perang dengan Israel. 

Fatah: Pintu Gaza Tak Tertutup Buat Hamas, Netanyahu: Tak Ada PA atau Hamas Pasca-Perang

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Fatah, unsur dominan dari Otoritas Palestina (PA), mulai mengintensifkan tekanannya ke kelompok Hamas terkait opsi-opsi pemerintahan di Gaza pasca-perang.

Sebuah sumber dari gerakan Fatah Palestina mengonfirmasi kepada saluran Al Arabiya dan Al Hadath, pada kalau Minggu, kalau mereka menawarkan sejumlah opsi pemerintahan Gaza di masa mendatang.

Baca juga: Siapa Penguasa Gaza Pascaperang? Hamas Butuh Bantuan, PA Cari Celah, Arab-Israel Menentukan

Satu di antaranya adalah pemerintahan bersama yang dipimpin oleh Persatuan Palestina, merujuk pada sebuah koalisi yang berisi faksi-faksi milisi Palestina.

"Gerakan tersebut Fatah "menyajikan sebuah visi mengenai pemerintahan Gaza," dan menyerukan "Hamas untuk mempertimbangkan kembali perhitungannya"," kata laporan media dilansir Khaberni, Selasa (18/2/2025).

Fatah juga meminta Hamas untuk mempertimbangkan “kepentingan rakyat Palestina”, merujuk pada visi Hamas untuk tetap mengendalikan Gaza pasca-agresi Israel selama 15 bulan beruntun belakangan. 

"Gerakan Fatah mengatakan bahwa "pintu-pintu tidak tertutup bagi Hamas"," tulis laporan itu menggambarkan kalau Fatah menawarkan koalisi ke Hamas untuk bersama-sama memerintah di Gaza.

Baca juga: Minta Fatah Berhenti Jadi Antek Israel, Hamas: Pertempuran Besar akan Terjadi di Masjid Al Aqsa

Kabar Kesepakatan Fatah-Hamas

Seperti diketahui, sejumlah usulan dari beberapa negara Arab, termasuk Yordania dan Mesir, meminta PA, sebagai administrator pemerintahan Gaza.

Adapun Hamas dilaporkan siap menyerahkan kendali atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA).

Sumber yang didapatkan oleh Sky News Arabia mengatakan para pegawai pemerintahan Hamas di Gaza akan dimasukkan ke dalam pemerintahan baru.

Alternatif lainnya adalah para pegawai akan pensiun dan mendapat jaminan, gaji mereka akan dibayarkan.

Laporan Sky News Arabia yang terbit Minggu malam (16/2/2025), mengklaim keputusan Hamas itu diduga terjadi setelah ada tekanan dari Mesir kepada delegasi Hamas yang berkunjung ke Kota Kairo, Mesir.

Kabar Hamas siap menyerahkan kendali atas Gaza pernah tersiar pada September 2024.

Saat itu, seorang pejabat Hamas mengatakan pihaknya sudah mencapai kesepakatan dengan kelompok Fatah, Fatah akan bertanggung jawab atas manajemen sipil di Gaza. Manajemen ini tidak akan berada di bawah pengawasan Hamas.

BERBARIS - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). Hamas memberi hadiah ke sandera Israel pada prosesi pembebasan tersebut.
BERBARIS - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). Hamas memberi hadiah ke sandera Israel pada prosesi pembebasan tersebut. (Khaberni/tangkap layar)

Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan Israel akan mengirimkan delegasinya ke Kairo pada Senin, untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan