Konflik Palestina Vs Israel
Diduga Ditekan Mesir, Hamas Diisukan Siap Serahkan Gaza kepada Otoritas Palestina
Hamas dilaporkan siap menyerahkan kendali atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA) setelah diduga mendapat tekanan dari Mesir.
TRIBUNNEWS.COM – Hamas dilaporkan siap menyerahkan kendali atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA).
Sumber yang didapatkan oleh Sky News Arabia mengatakan para pegawai pemerintahan Hamas di Gaza akan dimasukkan ke dalam pemerintahan baru.
Alternatif lainnya adalah para pegawai akan pensiun dan mendapat jaminan, gaji mereka akan dibayarkan.
Laporan Sky News Arabia yang terbit Minggu malam (16/2/2025), mengklaim keputusan Hamas itu diduga terjadi setelah ada tekanan dari Mesir kepada delegasi Hamas yang berkunjung ke Kota Kairo, Mesir.
Kabar Hamas siap menyerahkan kendali atas Gaza pernah tersiar pada September 2024.
Saat itu, seorang pejabat Hamas mengatakan pihaknya sudah mencapai kesepakatan dengan kelompok Fatah, Fatah akan bertanggung jawab atas manajemen sipil di Gaza. Manajemen ini tidak akan berada di bawah pengawasan Hamas.

Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan Israel akan mengirimkan delegasinya ke Kairo pada Senin, untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Delegasi itu akan dipimpin oleh Brigjen Gal Hirsch yang menjadi Koordinator Sandera dan Orang Hilang dan seorang pejabat Dinas Keamanan Israel (Shin Bet) yang dikenal sebagai "M".
Delegasi Israel bakal membahas tahap pertama pemulangan sandera. Masih ada enam sandera yang akan dibebaskan pada tahap ini.
Hamas terima usul Mesir
Pada Desember 2024, Hamas sudah menerima usul Mesir mengenai pembentuk komite gabungan Palestina untuk mengurus Gaza jika perang telah berakhir.
Baca juga: Netanyahu Isyaratkan Lanjutkan Usulan Trump untuk Pindahkan Warga Gaza, Klaim Punya Strategi Bersama
Dalam pernyataannya, Hamas mengaku sudah menggelar pembicaraan mendalam dengan Fatah di Kairo guna membentuk komite itu.
"Hamas menyampaikan persetujuannya atas usul Mesir untuk membantuk komite bantuan masyarakat yang akan berfungsi melalui mekanisme nasional inklusif," kata Hamas dikutip dari Anadolu Agency.
Menurut Hamas, delegasinya di Kairo juga melakukan pembicaraan dengan faksi Palestina lainnya, yakni Front Populer untuk Pembebasan Palestina, guna membahas perkembangan situasi di Gaza dan Tepi Barat.
Sejak 2007, Hamas dan Fatah menjadi faksi utama di tanah Palestina. Banyak perundingan telah dilakukan, tetapi hingga kini masih gagal menyatukan keduanya.
Hamas berkuasa di Gaza, sedangkan Fatah berkuasa di sebagian Tepi Barat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.