Kamis, 2 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

300 Staf Badan Nuklir AS Dipecat, Kongres Panik Soal Keamanan Nasional

Pejabat pemerintahan Donald Trump telah memecat lebih dari 300 staf di Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) pada hari kamis (13/2/2025).

https://www.lanl.gov/
PHK AHLI NUKLIR - Foto ini diambil dari laman https://www.lanl.gov/ pada Minggu (16/2/2025), menunjukkan laportaroium LANL yang terletak di Los Alamos, New Mexico, dan berada di bawah pengelolaan Departemen Energi AS melalui National Nuclear Security Administration (NNSA). Pejabat pemerintahan Donald Trump telah memecat lebih dari 300 staf di Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) pada hari kamis (13/2/2025). 

"Kongres panik karena tampaknya DOE tidak benar-benar menyadari bahwa NNSA mengawasi persediaan nuklir," kata salah satu sumber. 

NNSA, yang memiliki total 1.800 staf di berbagai fasilitas di seluruh negeri, berperan penting dalam modernisasi nuklir dan keamanan nasional. 

Dari sekian banyaknya staf yang dipecat, terdapat beberapa staf yang tidak dipecat.

Mereka adalah yang bekerja di Kantor Transportasi Aman, yang bertanggung jawab atas pengangkutan senjata nuklir dengan aman di seluruh negeri.

NNSA mengawasi beberapa fasilitas utama, termasuk laboratorium nasional Lawrence Livermore di California, laboratorium nasional Los Alamos di New Mexico, pabrik Pantex di Texas, serta kompleks keamanan nasional Y-12 di Tennessee.

Dengan anggaran tahunan sebesar 25 miliar USD, NNSA juga bertanggung jawab atas program modernisasi senjata nuklir, dikutip dari The Guardian.

Sementara itu, Presiden Trump baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk mencapai denuklirisasi global setelah "masalah di Timur Tengah dan Ukraina diselesaikan."

Trump juga menyoroti bahwa AS sudah memiliki cukup banyak senjata nuklir dan mempertanyakan perlunya pembangunan lebih lanjut.

Saat ini, AS memiliki 3.748 hulu ledak nuklir.

Jumlah ini  jauh lebih sedikit dibandingkan dengan puncaknya pada tahun 1966 yang mencapai 31.255. 

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 4.380 hulu ledak, sementara China memiliki sekitar 600.

Dengan pemutusan hubungan kerja di NNSA, kekhawatiran muncul mengenai bagaimana kebijakan nuklir AS akan dikelola ke depannya.

(Tribunnews.com/Farrah) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved