Konflik Palestina Vs Israel
Kembali Mengancam, Israel Bersumpah 'Neraka' Akan Melanda Hamas jika Tak Bebaskan Sandera Hari Sabtu
Israel melontarkan sejumlah ancaman terhadap Hamas dan warga Gaza, jika Hamas tidak membebaskan sandera pada Sabtu (15/2/2025).
Namun, kelompok itu belum menerima komitmen dari Israel bahwa mereka akan mematuhi kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat Mesir yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kedua pihak hampir mencapai kesepakatan.
Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas negosiasi tertutup, mengatakan Israel telah berkomitmen untuk mengirimkan lebih banyak tenda, tempat penampungan, dan peralatan berat ke Gaza.
Sementara itu, pejabat Israel belum memberikan komentar.
Sebelumnya, Israel mengatakan bahwa mereka telah memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan tersebut, yang mulai berlaku pada 19 Januari dan telah menghentikan perang selama 16 bulan di Gaza, sehingga memberikan kelegaan bagi ratusan ribu warga Palestina.
Dalam tahap pertama gencatan senjata saat ini, yang akan berlangsung selama 42 hari, Israel akan mengirimkan bantuan dalam jumlah besar.
Hamas bermaksud membebaskan 33 sandera yang disandera selama serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang. Delapan dari mereka dikatakan tewas.
Sebanyak 21 orang telah dibebaskan sejauh ini, bersama dengan ratusan tahanan Palestina dari tahanan Israel.
Baca juga: Usaha Trump untuk Kuasai Gaza Mulai Sia-sia, Negara-negara Arab Bersatu Tolak Pengusiran

Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel
Dikutip dari Al Jazeera, pejabat Hamas mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir, Kairo, sementara mediator Mesir dan Qatar berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kesepakatan gencatan senjata yang rapuh di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel kembali mengancam akan memulai perang di Gaza, dengan mengatakan konflik baru ini akan memiliki intensitas yang berbeda dan “memungkinkan terwujudnya” “visi” Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari sana.
Pasukan Israel menewaskan satu warga Palestina di Gaza selatan dan melanjutkan pengepungan di utara Tepi Barat yang diduduki, memaksa ratusan orang lainnya meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Nur Shams.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan “kami akan mengambil alih” Gaza dan mendesak Raja Yordania Abdullah untuk mengalokasikan tanah bagi warga Palestina yang mengungsi paksa.
Baca juga: Menentang Trump, Mesir-Yordania Ajak Negara Arab Rekonstruksi Jalur Gaza Tanpa Usir Penduduknya
Abdullah mengatakan ia menentang segala bentuk pemindahan warga Palestina dan mengatakan negara-negara Arab akan datang ke AS untuk menanggapi rencana pengambilalihan oleh Washington.
Mesir mengatakan "rencana komprehensif" tersebut akan berupaya membangun kembali Gaza tanpa memukimkan kembali warga Palestina.
Kantor Media Pemerintah telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan kini diduga tewas.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.