Minggu, 5 Oktober 2025

Guru SD di Korea Selatan Tikam Muridnya hingga Tewas, Pelaku Sempat Ambil Cuti karena Depresi

Seorang murid berusia 8 tahun tewas ditikam oleh gurunya sendiri di sekolahnya. Pelaku sempat menjalani perawatan depresi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar YouTube KOREA NOW
PENIKAMAN MURID SD - Tangkap layar YouTube KOREA NOW yang diambil pada Rabu (12/2/2025), memperlihatkan foto pemakaman siswa SD yang ditikam gurunya hingga tewas di Daejeon, Korea Selatan pada Senin (10/2/2025). Guru wanita berusia 40-an tahun yang sempat menerima perawatan depresi, telah mengakui perbuatannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru SD menikam muridnya hingga tewas di sebuah sekolah dasar di Kota Daejeon, Korea Selatan, pada Senin (10/2/2025), menurut laporan media lokal yang mengutip pihak berwenang.

Dilansir The Straits Times, menurut keterangan polisi, aksi penikaman tersebut terjadi di dalam ruang penyimpanan yang terhubung dengan ruang audiovisual di lantai dua sekolah.

Murid perempuan bernama Kim Ha-neul (8) ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri bersama gurunya yang juga terluka. 

Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi murid itu dinyatakan meninggal dunia tak lama setelahnya.

Korban kehilangan banyak darah akibat luka tusukan di leher dan wajah.

Pelaku, seorang wanita berusia 40-an, juga mengalami luka tusukan di leher dan lengannya, yang menurut pejabat kemungkinan dilakukan oleh pelaku sendiri.

Namun, pelaku berhasil selamat dan saat ini sedang menjalani perawatan.

Dia telah mengakui perbuatannya.

Polisi telah memulai penyelidikan mendalam terkait motif di balik serangan tersebut.

Surat perintah penangkapan diperkirakan akan dikeluarkan setelah guru tersebut keluar dari rumah sakit.

PENIKAMAN MURID SD - Tangkap layar YouTube KOREA NOW yang diambil pada Rabu (12/2/2025), memperlihatkan bunga dan boneka diletakkan di depan sekolah di mana seorang siswa ditikam gurunya hingga tewas di Daejeon, Korea Selatan pada Senin (10/2/2025). Guru wanita berusia 40-an tahun yang sempat menerima perawatan depresi, telah mengakui perbuatannya.
PENIKAMAN MURID SD - Tangkap layar YouTube KOREA NOW yang diambil pada Rabu (12/2/2025), memperlihatkan bunga dan boneka diletakkan di depan sekolah di mana seorang siswa ditikam gurunya hingga tewas di Daejeon, Korea Selatan pada Senin (10/2/2025). Guru wanita berusia 40-an tahun yang sempat menerima perawatan depresi, telah mengakui perbuatannya. (Tangkap layar YouTube KOREA NOW)

Sempat Ambil Cuti Panjang karena Depresi

Polisi Daejeon menyebutkan bahwa pelaku sempat menjalani perawatan untuk depresi sejak 2018. 

Baca juga: Serangan Penikaman di Tel Aviv, Penyerang Ditembak Mati di Jalan, Korban Dilarikan ke RS

Guru tersebut telah mengajukan cuti selama enam bulan pada 9 Desember 2024, namun ia kembali bekerja setelah hanya 22 hari, yakni pada 31 Desember.

Pada hari kejadian, tersangka mengatakan bahwa ia telah membeli pisau di pasar terdekat.

Pelaku Memilih Korbannya secara Acak: Tidak Peduli Siapa

Pelaku mengaku telah merencanakan kejahatan tersebut, tetapi tidak memilih target secara spesifik.

“Saya tidak peduli siapa. Saya memilih murid terakhir yang meninggalkan program sepulang sekolah untuk mati bersama," katanya.

"Saya memberi tahu murid tersebut bahwa saya punya buku untuk diberikan kepadanya dan membujuknya ke ruang audiovisual."

"Kemudian, saya mencekik dan menusuknya."

Tersangka diketahui membuka kunci ruang audiovisual, yang biasanya tertutup, dan menunggu hingga murid terakhir meninggalkan kelas sebelah.

Orang tua anak tersebut mulai khawatir sekitar pukul 16.50 ketika putri mereka tidak muncul untuk menemui sopir bus dari akademi swastanya sesuai jadwal.

Anak kelas satu tersebut terdaftar dalam program sepulang sekolah di sekolah tersebut.

Guru yang mengawasi program sepulang sekolah awalnya memberi tahu sopir bahwa murid tersebut sudah meninggalkan kelas.

Namun, setelah menunggu 10 menit tanpa hasil, sopir tersebut menghubungi guru yang kemudian menyadari bahwa murid tersebut hilang.

Pengawasan Program Sepulang Sekolah Dipertanyakan

Tragedi ini memicu kritik terhadap keamanan dan pengawasan program sepulang sekolah yang diselenggarakan pemerintah.

Berdasarkan protokol, guru yang mengawasi program tersebut harus mengantar murid langsung kepada orang tua atau wali yang ditunjuk.

Namun, karena serangan terjadi saat murid masih berada di lingkungan sekolah, muncul pertanyaan mengenai apakah staf sekolah telah mengikuti prosedur dengan benar.

Baca juga: Marah Dinasihati Agar Tobat, Preman di Jalinsum Pamer Nyali Sesumbar Tikam Polisi, Begini Endingnya

Serangkaian Penusukan di Korea Selatan

Mengutip CBS News, Korea Selatan umumnya dikenal sebagai negara yang aman, dengan tingkat pembunuhan sebesar 1,3 per 100.000 orang pada tahun 2021, menurut data resmi.

Angka ini jauh di bawah rata-rata global yang berada di angka enam kematian akibat pembunuhan per 100.000 orang.

Namun, negara ini mencatat beberapa insiden kekerasan terkenal pada 2023, termasuk beberapa kasus penusukan.

Pada bulan Juli tahun tersebut, satu orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam penusukan di sebuah stasiun kereta bawah tanah di Seoul.

Tersangka mengaku kepada polisi bahwa ia menjalani hidup yang menyedihkan dan ingin membuat orang lain juga menderita, seperti dilaporkan oleh BBC.

Pada Agustus, seorang guru sekolah menengah diserang dengan pisau di Daejeon, sekitar 140 kilometer selatan ibu kota Seoul.

Pada minggu yang sama, seorang penyerang menabrakkan mobil ke jalur pejalan kaki di kota Bundang, dekat Seoul, sebelum menyerang pengunjung di sebuah department store dengan pisau.

Polisi menyebutkan bahwa tersangka mencari berita tentang serangan di kereta bawah tanah di Google sebelum melakukan aksinya sendiri.

Tahun lalu, pemimpin oposisi liberal Korea Selatan, Lee Jae-myung, juga ditikam di leher oleh seorang pria tak dikenal saat berkunjung ke kota Busan di tenggara Korea Selatan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved