Konflik Rusia Vs Ukraina
Finlandia Selidiki Kemunculan UAV Misterius di Dekat Pabrik Senjata Nammo
Polisi Finlandia sedang menyelidiki penerbangan pesawat tak berawak (UAV) misterius di dekat fasilitas Nammo di desa Vihtavuori, kotamadya Laukaa.
TRIBUNNEWS.COM - Polisi Finlandia sedang menyelidiki penerbangan pesawat tak berawak (UAV) misterius di dekat fasilitas Nammo di Desa Vihtavuori, Laukaa.
Nordic Ammunition Company alias Nammo adalah perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan internasional yang memproduksi amunisi, motor roket, dan aplikasi luar angkasa.
Suspilne melaporkan peristiwa ini dilaporkan terjadi minggu lalu.
Biro Investigasi Pusat Finlandia (KRP) terlibat dalam penyelidikan mengenai kemunculan UAV tersebut. Obyek itu terbang dekat pabrik yang memproduksi bahan peledak.
Jussi Luoto, perwakilan dari KRP mengonfirmasi, pihaknya sedang menyelidiki laporan tentang penerbangan pesawat tak berawak di dekat fasilitas Nammo.
Luoto tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut pada tahap ini untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan.
Pihak Nammo menolak berkomentar terkait insiden ini.
Diketahui, ini bukan pertama kalinya ada laporan mengenai UAV di sekitar pabrik Nammo.
Pada akhir Januari, polisi Finlandia juga melaporkan sedang menyelidiki kemungkinan penerbangan pesawat tak berawak di zona larangan terbang di sekitar fasilitas yang sama.
Insiden tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai ancaman terhadap keselamatan jalan raya oleh pihak berwenang.
Tentang Nammo
Nammo adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1998, hasil penggabungan perusahaan manufaktur amunisi dari Norwegia, Swedia, dan Finlandia.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.084: Untung Besar, AS Ingin Eropa Beli Senjatanya untuk Ukraina
Saat ini, Nammo dimiliki bersama oleh Kementerian Perdagangan, Industri dan Perikanan Norwegia serta perusahaan Patria Oyj, yang masing-masing memegang 50 persen saham.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 3.500 karyawan dan mengoperasikan 27 lokasi produksi di 11 negara.
Nammo merupakan salah satu pemasok utama amunisi, senjata ringan, dan motor roket di dunia.
Dengan keahlian dan fasilitasnya yang luas, Nammo memainkan peran penting dalam industri pertahanan global.
AS Dorong Eropa Beli Lebih Banyak Senjata untuk Ukraina
Lebih jauh, pemerintah Trump berencana untuk mendorong sekutu Eropa agar membeli lebih banyak senjata Amerika untuk Ukraina.
Langkah ini bertujuan meningkatkan posisi negosiasi Kyiv dalam kemungkinan perundingan damai dengan Moskow.
Dikutip dari Reuters, jika rencana ini diformalkan, itu akan memberikan kepastian kepada para pemimpin Ukraina yang khawatir tentang masa depan bantuan militer AS.
Mereka cemas Presiden Trump mungkin akan memblokir bantuan lebih lanjut, sementara militer Ukraina secara perlahan kehilangan wilayah di timur akibat serangan Rusia.
Selama pemerintahan Biden, negara-negara Eropa telah membeli senjata Amerika untuk Ukraina.
Sekarang, para pejabat AS, termasuk utusan Trump untuk Ukraina, Letnan Jenderal Keith Kellogg (pensiunan), akan membahas kemungkinan pembelian senjata dengan sekutu Eropa minggu ini.
Diskusi ini akan berlangsung selama Konferensi Keamanan Munich.
Ini adalah bagian dari beberapa gagasan yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah AS untuk melanjutkan pengiriman senjata ke Ukraina tanpa memerlukan dana besar dari AS.
Dalam wawancara dengan Reuters, Kellogg tidak mengonfirmasi secara langsung rencana tersebut.
Namun, ia menekankan bahwa "AS selalu suka menjual senjata buatan Amerika karena hal itu memperkuat ekonomi kita."
Ia menambahkan bahwa "semuanya sedang dipertimbangkan sekarang" dan bahwa pengiriman senjata yang sebelumnya disetujui oleh Presiden Joe Biden masih terus berlangsung ke Ukraina.
"Belum tentu ada kebutuhan untuk melakukan perubahan dalam 24 jam ke depan," ungkap Kellogg.
Beberapa pejabat AS baru-baru ini mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump ingin mendapatkan kembali miliaran dolar yang telah dikeluarkan oleh Washington untuk perang di Ukraina.
Trump menekankan bahwa Eropa perlu berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina.
Penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz, mengatakan dalam wawancara dengan NBC News bahwa, "Eropa harus bertanggung jawab atas konflik ini ke depannya."
Kedutaan Besar Ukraina di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait isu ini.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.