Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Komentator Militer: Hamas Tak Terkalahkan oleh Israel, dan Mempermalukan Israel

Seorang komentator militer Yoav Yehoshua mengatakan Israel tidak mengalahkan Hamas. Pun Hamas pun mempermalukan Israel.

|
RNTV/TangkapLayar
TETAP BERJUANG - Brigade Al Qassam menghadirkan seorang petempurnya yang hanya berkaki satu dalam prosesi pembebasan sandera Israel di Gaza Tengah, Sabtu (8/1/2025). - Seorang komentator militer Yoav Yehoshua mengatakan Israel tidak mengalahkan Hamas. Pun Hamas mempermalukan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang komentator urusan militer, Yoav Yehoshua, menegaskan Israel tidak mengalahkan Hamas dalam perangnya di Jalur Gaza.

Hamas tidak terkalahkan baik secara militer maupun dalam pemerintahan.

Yoav menyebut soal Israel tidak bisa mengalahkan Hamas pun bukanlah sesuatu yang mengejutkan.

“Ini seharusnya tidak mengejutkan," ujarnya, mengutip Al Mayadeen, Minggu (9/2/2025).

Di sisi lain Tzvi Yehezkeli, pembicara urusan Arab untuk i24NEWS, menyatakan, Hamas memiliki pandangan ke depan untuk menjalankan kesepakatan gencatan senjata.

“(Termasuk)melihat ke depan untuk fase kedua pertukaran sanderadari kesepakatan,” ujarnya.

Hal itu juga menunjukkan potensi mengubah semua kondisinya, termasuk kriteria untuk pembebasan sandera dan istilah lainnya.

Yehezkeli menggambarkan suasana (yang dihadirkan Hamas) dalam serah terima sandera Israel sebagai penghinaan bagi Israel.

Dia juga mengatakan, Hamas mengirim pesan ke dunia dan setidaknya, kepada Presiden AS Donald Trump terkait powernya di Gaza.

Di mana Hamas memberikan pernyataan: “We are the Day After.”

5.942 Tentara Zionis Israel Diduga Tewas Selama Perang Gaza, 15.000 Kini Berada di Rehabilitasi 

Baca juga: Israel Mulai Tarik Mundur Pasukannya dari Koridor Utama Gaza, Gencatan Senjata Diperpanjang?

Kepala Staf Israel yang baru diangkat, Mayor Jenderal (purn) Eyal Zamir mengumumkan soal statistik baru mengenai kerugian tentara Israel sejak dimulainya perang genosida di Gaza.

Sebuah laporan yang disiarkan oleh Channel 12 Israel Minggu (2/2/2025), mengungkapkan bahwa 5.942 keluarga Israel telah bergabung dalam 'daftar keluarga yang berduka', terdata pada tahun 2024.

Hal itu mengungkap dugaan bahwa hampir 6.000 tentara Israel telah tewas di Gaza.

Sementara lebih dari 15.000 individu telah terluka dan kini berada di sistem rehabilitasi.

Pernyataan Zamir disampaikan terkait pertempuran yang sedang berlangsung, dengan seruan untuk merawat keluarga korban luka dan yang meninggal. 

"Kita harus memastikan bahwa mereka menerima dukungan dan bantuan yang tepat," ujar Zamir, mengutip Palestine Chronicle, Selasa (4/2/2025).

Menurut Al-Jazeera, pakar urusan Israel Azzam Abu Al-Adas mengklarifikasi bahwa istilah 'daftar keluarga yang ditinggalkan' digunakan dalam terminologi tentara Israel untuk merujuk pada keluarga anggota militer yang telah dipastikan tewas selama perang.

Abu Al-Adas menjelaskan, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera Net, bahwa ungkapan 'bergabung dengan daftar keluarga yang berduka”

'Secara khusus merujuk pada tentara yang terbunuh, bukan warga sipil.

Hal ini karena ada klasifikasi terpisah untuk kematian warga sipil.

Pengungkapan informasi ini menandai pembaruan terkini mengenai kerugian tentara Israel, yang sebelumnya menunjukkan jumlah korban tewas hanya 1.800, termasuk sekitar 400 prajurit yang tewas selama operasi darat di Gaza.

Al-Jazeera mengutip Abu Al-Adas yang mengatakan bahwa waktu pengumuman Zamir mungkin merupakan upaya untuk memblokir informasi yang telah dibocorkan ke pers, terutama mengingat ada kebocoran sebelumnya dalam situasi serupa.

Imad Abu Awad, pakar urusan Israel lainnya, meyakini pernyataan Zamir merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengungkap kerugian manusia dan material yang sebenarnya yang dialami Israel.

Dan terjadi setelah perang berakhir. 

Karena informasi tersebut kemungkinan akan terungkap pada akhirnya, Al-Jazeera melaporkan.

Ia menekankan bahwa angka-angka ini pada akhirnya akan bocor, dan setelah komite investigasi mulai bekerja, tingkat kerugian yang sebenarnya akan diumumkan ke publik.

Dirinya juga menambahkan bahwa krisis pascaperang Israel cenderung terlihat setelah perjanjian gencatan senjata di Gaza dilaksanakan.

Meskipun ada kerahasiaan seputar kerugian tentara, beberapa sumber Israel dilaporkan mengklaim bahwa jumlah total kematian dalam konflik Gaza, Lebanon, dan Tepi Barat telah mencapai 13.000.

Dalam laporan sebelumnya, analis militer Yossi Yehoshua memperkirakan bahwa tentara Israel kehilangan ratusan komandan dan prajurit selama konflik Gaza, bersama dengan sekitar 12.000 orang yang terluka dan cacat.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved