Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jet Israel Serang Wilayah Pedalaman Lebanon, IDF: Ada Transfer Senjata dari Suriah ke Hizbullah 

Militer Israel mengklaim, serangan jet tempur mereka ke wilayah pedalaman Lebanon karena ada upaya transfer senjata dari Suriah ke Hizbullah.

khaberni/tangkap layar
SERANGAN UDARA - Tangkap layar Khaberni, Jumat (7/2/2025) yang menunjukkan ledakan dari serangan udara Israel di wilayah pedalaman Lebanon, di lembah antara kota Bfaroueh dan Aazze dalam dua gelombang terpisah, Kamis. Ini menjadi serangan udara pertama di pedalaman Lebanon sejak gencatan senjata Israel-Hizbullah.   

IDF memperingatkan bahwa siapa pun yang mencoba bergerak ke selatan akan membahayakan diri mereka sendiri.

KERICUHAN LEBANON SELATAN - Tangkapan Layar YouTube TBN Israel yang Diambil Pada Rabu (29/1/2025). Memperlihatkan suasana kericuhan yang terjadi di Lebanon selatan antara penduduk dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (28/1/2025).
KERICUHAN LEBANON SELATAN - Tangkapan Layar YouTube TBN Israel yang Diambil Pada Rabu (29/1/2025). Memperlihatkan suasana kericuhan yang terjadi di Lebanon selatan antara penduduk dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (28/1/2025). (Tangkapan Layar YouTube TBN Israel)

Lebanon Mengadu ke PBB

Pada Selasa pekan ini, pihak Lebanon sudah mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB terhadap Israel atas pelanggaran berkelanjutan terhadap perjanjian gencatan senjata dan Resolusi PBB 1701.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri mengatakan pengaduan itu diajukan melalui misi tetap Lebanon di New York sebagai tanggapan atas pelanggaran Israel terhadap resolusi 1701 dan deklarasi penghentian permusuhan, dan pengabaian totalnya terhadap pengaturan keamanan terkait.

Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel dan pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, dengan pengecualian untuk tentara Lebanon dan UNIFIL.

Menurut kementerian Luar Negeri Lebanon, pengaduan tersebut menjelaskan secara rinci pelanggaran Israel di Lebanon selatan, termasuk serangan darat dan udara, penghancuran rumah dan lingkungan pemukiman, penculikan warga Lebanon, termasuk tentara, dan serangan terhadap warga sipil yang kembali ke desa perbatasan mereka.

Pengaduan tersebut menyoroti penargetan Israel terhadap patroli tentara dan jurnalis Lebanon, serta penghapusan lima penanda demarkasi di sepanjang Garis Biru, perbatasan de facto, dan menyebut tindakan Israel tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi 1701 dan kedaulatan Lebanon.

Lebanon mendesak Dewan Keamanan PBB dan sponsor gencatan senjata untuk mengambil "posisi yang tegas dan jelas" terhadap pelanggaran Israel, dan berupaya memperkuat tentara Lebanon dan pasukan UNIFIL.

Gencatan senjata yang rapuh telah berlaku sejak 27 November, mengakhiri periode saling tembak antara Israel dan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan meningkat menjadi konflik skala penuh pada 23 September tahun lalu.

Media Lebanon telah melaporkan lebih dari 830 pelanggaran Israel sejak kesepakatan itu mulai berlaku.

Israel seharusnya menarik mundur penuh tentaranya dari Lebanon pada tanggal 26 Januari berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, tetapi Israel menolak dan batas waktu diperpanjang hingga 18 Februari, menurut Gedung Putih.

Setidaknya 26 orang tewas dan 221 orang terluka akibat tembakan Israel sejak 26 Januari, saat penduduk berusaha kembali ke desa-desa di Lebanon selatan.

(oln/khbrn/anadolu/*)

 
 

 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved