Konflik Palestina Vs Israel
5 Hal yang Terjadi setelah Donald Trump Sebut Ingin Ambil Alih Gaza: Rubio Berusaha Klarifikasi
Setelah Donald Trump melontarkan gagasan kontroversial ingin mengambil alih Gaza, banyak pihak yang mengecam, sementara Gedung Putih mengklarifikasi.
Hal ini memicu kekhawatiran dari perspektif Arab, mengingat betapa pentingnya tanah bagi identitas Palestina.
Banyak warga Palestina telah terusir dari rumah mereka sejak Israel berdiri pada tahun 1948, dan Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967.
Trump juga menyebutkan, AS harus mengambil "posisi kepemilikan jangka panjang" atas Gaza.
Namun, pada hari Rabu, Gedung Putih tampaknya menarik kembali sebagian pernyataan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan bahwa pemindahan warga Palestina hanya bersifat sementara karena Gaza akan dibangun kembali.
"Sementara itu, tentu saja orang-orang harus tinggal di suatu tempat sementara proses pembangunan kembali berlangsung," kata Rubio dalam konferensi pers di Guatemala City, seperti dilaporkan Associated Press.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga menegaskan bahwa Trump tidak bermaksud agar warga Gaza direlokasi secara permanen, melainkan sementara selama proses rekonstruksi.
3. Kritik dari Partai Demokrat dan Pihak Lain
Partai Demokrat mengecam rencana Trump.
Beberapa pejabat menyebut, tindakan mengusir warga Palestina sebagai pembersihan etnis.
Anggota DPR Rashida Tlaib, seorang warga Amerika keturunan Palestina, menuduh Trump mengutarakan retorika fanatik.
Baca juga: PBB Terkejut dengan Usulan Donald Trump soal AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza
Senator Chris Murphy menyatakan bahwa rencana tersebut, dapat memicu ketidakstabilan di Timur Tengah selama 20 tahun.
Senator Chris Van Hollen juga menuduh Trump melakukan pembersihan etnis dengan nama lain.
Anggota DPR Al Green bahkan berjanji akan mengajukan pasal pemakzulan terkait usulan tersebut.
Selain itu, kritik datang dari negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, yang menegaskan komitmennya terhadap negara Palestina.
4. Respons Partai Republik yang Terdengar Setengah Hati
Trump memiliki pengaruh besar di Partai Republik setelah kemenangan pemilu terakhir. Namun, beberapa anggota partai tampaknya tidak begitu antusias dengan gagasannya terkait Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.