Minggu, 5 Oktober 2025

Perusahaan milik Keuskupan Maumere gusur ratusan rumah warga adat – 'Kami tidak menyangka gereja bisa melakukan ini'

Ratusan keluarga dari Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, memilih…

BBC Indonesia
Perusahaan milik Keuskupan Maumere gusur ratusan rumah warga adat – 'Kami tidak menyangka gereja bisa melakukan ini' 

Ratusan keluarga dari Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, memilih tetap tinggal di antara puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur digusur PT Kristus Raja Maumere pada pekan lalu.

Mereka mendirikan 'rumah darurat' yang terbuat dari seng dan beratap terpal demi mempertahankan tanah ulayat mereka.

"Kami tetap bertahan di rumah yang sudah digusur ini, kami bertahan, karena kami punya tanah hak ulayat, kami tidak takut apabila ada preman yang kembali datang," ujar Kepala Suku Soge, Ignasius Nasi.

Penggusuran ini merupakan buntut dari konflik lahan yang berlangsung bertahun-tahun antara masyarakat adat dengan perusahaan milik Keuskupan Maumere.

Direktur Utama PT Kristus Raja Maumere, Romo Epy Rimo, menyebut penggusuran itu sebagai 'pembersihan' sebab pihaknya sudah mengantongi hak mengelola tanah tersebut untuk pengembangan bisnis perkebunan kelapa.

Upaya 'pembersihan' itu, klaimnya, akan terus dilakukan dalam waktu dekat.

Menanggapi persoalan ini Sekretaris Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran-Perantau, Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Marten Jenarut, mengatakan prinsip bisnis dalam gereja harus tetap dalam kerangka mendukung marwah gereja sebagai lembaga keagamaan.

"Pada prinsipnya ajaran sosial gereja menjunjung tinggi keadilan, kesejahteraan sosial, solidaritas, martabat manusia, dan keutuhan ciptaan," papar Romo Marten.

'Kami kaget gereja bisa melakukan ini'

Jejak penggusuran yang terjadi di Desa Nangahale pada Selasa (22/01) lalu masih terasa menyakitkan bagi ratusan keluarga dari Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai.

Rumah yang mereka bangun dengan hasil jerih payah selama bertahun-tahun porak-poranda digilas ekskavator tanpa ampun.

Begitu pula kebun yang menjadi sumber hidup mereka.

Kepala Suku Soge Natarmage, Ignasius Nasi, menceritakan ratusan warga—yang kebanyakan para ibu—sempat mengadang alat berat yang hendak merobohkan rumah-rumah mereka.

Mereka mencegat ekskavator sambil berteriak: "Inikah perbuatan orang kudus?"

Tapi apa daya, jumlah dan kekuatan mereka kalah jauh.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved