Trump: AS akan Buat Iron Dome yang Lebih Canggih daripada Israel, Bisa Tangkis Rudal Balistik
Donald Trump memerintahkan AS untuk kembangkan Iron Dome yang lebih canggih daripada Iron Dome milik Israel dan akan disebar di wilayah AS.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk menciptakan sistem pertahanan udara bergaya Iron Dome untuk Amerika Serikat, seperti apa yang digunakan Israel untuk mencegat rudal.
“Kita perlu segera mulai membuat Iron Dome dengan teknologi terkini untuk pertahanan rudal," kata Donald Trump dalam konferensi pers Partai Republik di Miami, pada Senin (27/1/2025).
"Perisai pertahanan rudal 'Generasi Berikutnya' akan melindungi Amerika Serikat dari rudal balistik, hipersonik, dan bersayap, serta serangan udara canggih lainnya," tambahnya.
Pernyataan tersebut disampaikan bersamaan dengan pelantikan Menteri Pertahanan AS yang baru, Pete Hegseth.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan AS Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif mengenai sistem pertahanan rudal “Iron Dome” untuk melindungi wilayah negaranya.
“Dan hari ini kami mengharapkan lebih banyak perintah eksekutif dari presiden yang kami dukung sepenuhnya: mengakhiri program keberagaman, kesetaraan dan inklusi di Pentagon… Iron Dome Amerika," kata Pete Hegseth.
"Personel militer yang sebelumnya diberhentikan karena menolak vaksinasi Covid-19 juga akan ditugaskan kembali," tambahnya, dikutip dari CNN.
Janji Donald Trump: AS akan Buat Iron Dome
Sebelumnya pada hari pelantikannya, Senin (20/1/2025), Presiden AS Donald Trump berjanji untuk memulai produksi dan penyebaran sistem pertahanan rudal taktis yang diberi nama “Iron Dome” di Amerika Serikat.
Ia menekankan pengembangan pertahanan akan menjadi salah satu prioritas terpenting pemerintahan barunya.
"Ancaman serangan rudal balistik dan hipersonik terus menimbulkan ancaman bencana yang dihadapi Amerika Serikat," menurut dokumen Gedung Putih mengenai perintah eksekutif yang akan datang.
Baca juga: Mengapa Israel Takut pada Rudal Palestine-2 Houthi? Kecepatan Mach 16, Tembus Iron Dome dan Arrow
Donald Trump akan memerintahkan pembangunan Iron Dome yang canggih dan memiliki pertahanan yang tidak bisa ditembus.
Ia juga membandingkannya dengan sistem pertahanan Iron Dome milik Israel, yang dikembangkan melalui koordinasi dengan Amerika Serikat dan dirancang untuk menghadapi ancaman, termasuk drone dan rudal.
"Kemampuan sistem Iron Dome Amerika harus melebihi apa yang disediakan oleh Iron Dome Israel dan sistem baru tersebut akan diproduksi seluruhnya di Amerika Serikat," lapor Bloomberg.
Amerika Serikat telah memiliki sekelompok sistem pertahanan rudal, seperti sistem Aegis pada kapal perang dan baterai Patriot, dan pemerintahan Amerika berturut-turut telah berupaya untuk memodernisasi dan mengembangkan sistem ini.
Perintah eksekutif tersebut berupaya untuk mempercepat produksi dan pengiriman sistem pertahanan udara baru untuk melacak dan mencegat rudal, serta menyerangnya sebelum diluncurkan.
Lawan AS, seperti China dan Rusia, telah mengembangkan senjata hipersonik dalam beberapa tahun terakhir, dan AS berusaha untuk menghadapi hal ini dengan sistem pertahanan udara yang lebih canggih.
Iron Dome
Iron Dome adalah nama sistem pertahanan udara yang dikembangkan dan digunakan oleh Israel untuk mendeteksi, mencegat, dan menghancurkan roket dan proyektil lainnya.
Sistem ini diterapkan pada tahun 2011, bekerja sepanjang waktu dan dalam segala keadaan, dan dapat mendeteksi ancaman pada jarak lebih dari 60 kilometer.
Setelah sistem mendeteksi ancaman, sistem akan meluncurkan rudal untuk mencegahnya mencapai target.
Perusahaan Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries, yang mengembangkan Iron Dome, mengatakan tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen.
Amerika Serikat memberi Israel lebih dari $2 miliar untuk membantu membangun dan memelihara Iron Dome, sepetri diberitakan SkyNews.
Namun, sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel beberapa kali berhasil ditembus oleh serangan roket dari Iran, Hamas, Hizbullah, hingga Houthi.
Saat ini, Amerika Serikat memiliki dua baterai Iron Dome, yang dibeli dari Israel pada tahun 2019, yang berfungsi sebagai pertahanan udara jarak pendek bagi pasukan AS.
Angkatan Darat AS telah menguji sistem ini, tetapi integrasinya ke dalam sistem pertahanan Amerika yang lebih luas agak terbatas karena tantangan kompatibilitas dengan sistem yang ada.
Iron Dome di AS terutama ditujukan untuk penggunaan eksperimental, sementara AS terus mengembangkan sistem pertahanan udaranya sendiri.
Setelah pecahnya pertempuran dengan Hamas dan Hizbullah, AS mengirim dua baterai Iron Dome kembali ke Israel pada 24 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.