Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Pulangkan 757 Jenazah Tentara yang Tewas di Medan Perang, Terbesar Sejak Invasi 2022
757 jenazah tentara Ukraina yang tewas di medan perang dibawa pulang oleh pemerintah Kiev, Pemulangan jenazah kali ini jadi yang terbanyak sejak 2022
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 757 jenazah tentara Ukraina yang tewas di medan perang dibawa pulang oleh pemerintah Kiev dari Rusia, Jumat (24/1/2025).
Pemulangan ratusan jenazah diumumkan oleh Markas Besar Koordinasi untuk Perawatan Tahanan Perang, sebuah badan negara Ukraina.
Pemulangan jenazah kali ini merupakan yang kelima, tercatat sebagai yang terbanyak sejak Presiden Rusia memobilisasi tentaranya di Ukraina pada Februari 2022.
Hal ini juga menggarisbawahi tingginya biaya dan intensitas pertempuran menjelang peringatan tiga tahun perang tersebut.
Adapun daftar jenazah yang dibawa pulang saat berperang melawan Rusia terdiri dari mayat 451 prajurit ditemukan dari sektor Donetsk di garis depan,
Kemudian 71 mayat dari sektor Bakhmut, dan 51 dari sektor Vuhledar. Sisanya sebanyak tiga belas dan 137 jenazah dibawa kembali dari sektor Luhansk dan Zaporizhzhia Serta 34 jenazah lainnya dipulangkan dari kamar mayat di Rusia, sebsgaimana dikutip dari Kyiv Independent.
Pengembalian jenazah adalah salah satu dari sedikit bidang kerja sama antara Rusia dan Ukraina sejak perang antara Ukraina dan Rusia pecah,
Meski begitu untuk menghormati para tentara yang tewas di medan perang, Konvensi Jenewa mengatakan bahwa mereka yang tewas dalam perang berhak mendapatkan pemakaman yang bermartabat.
Ukraina Krisis Pasukan
Terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan pada Desember lalu bahwa 43.000 tentara Ukraina telah tewas dan 370.000 lainnya terluka sejak perang dimulai pada 2022.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067, Trump-Putin Siap Dialog, Zelensky Sebut Kremlin Manipulasi
Diperkirakan, untuk jumlah total korban tewas bisa jauh lebih tinggi mengingat saat ini perang antara Rusia dan Ukraina terus bergejolak.
Di tengah isu lonjakan korban tewas pada pasukan Kiev yang bertugas di medan perang, Ukraina kini dilanda ancaman krisis pasukan.
Presiden Zelensky mencatat per awal Februari kemarin Ukraina dilaporkan telah kehilangan 31.000 pasukannya.
Hal serupa juga dikeluhkan Komandan Brigade Serangan Terpisah Ketiga, Andrei Biletsky yang menyebut pasukan Ukraina yang diterjunkan menghadapi Rusia yang tidak memadai.
Ia mengatakan, jumlah pasukan yang dikerahkan untuk brigade nya hanya 3-5 ribu orang. Padahal untuk melawan Rusia dibutuhkan setidaknya 25.000 personel.
"Jika Anda memotong tugas yang tidak memadai, maka Anda tidak akan terkejut dengan hasil yang tidak memadai. Atasan kami suka 'meminta sesuai dengan peraturan', tetapi tugas yang mereka tetapkan sama sekali tidak sesuai dengan peraturan. Brigade ini menguasai hampir 50 km garis depan. Seluruh wilayah ini diserang oleh dua divisi dari dua pasukan musuh yang berbeda," tambah Biletsky.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.