Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas akan Bentuk Komite Teknokratis untuk Sementara Kelola Jalur Gaza

Hamas setuju untuk membentuk komite administratif teknokratis untuk mengelola rekonstruksi di Jalur Gaza.

Editor: Nuryanti
Correio Braziliense
Pejabat senior Hamas, Bassem Naim. Hamas setuju untuk membentuk komite administratif teknokratis untuk mengelola rekonstruksi di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Bassem Naim, mengungkapkan Hamas akan membentuk pemerintahan teknokratis yang disepakati oleh faksi-faksi Palestina untuk mengelola Jalur Gaza.

“Ada upaya untuk mengakhiri perpecahan dan mengintensifkan upaya untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional,” kata Bassem Naim, Rabu (22/1/2025).

Juru bicara resmi Hamas di Iran, Khaled Al-Qadoumi, juga mengumumkan Hamas telah menyetujui proposal untuk membentuk komite administratif teknokratis di Gaza.

Komite tersebut bertanggung jawab atas rekonstruksi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan menyelenggarakan pemilu.

"Kami berupaya membentuk pemerintahan teknokrat yang disepakati oleh faksi-faksi Palestina untuk mengatur situasi di Jalur Gaza," kata Khaled Al-Qadoumi, Rabu.

"Pasukan sipil Hamas, termasuk polisi, terlibat dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan memberikannya kepada semua orang yang membutuhkannya," lanjutnya.

Dia menekankan Hamas terbuka untuk semua orang yang menginginkan rekonstruksi dalam kerangka visi nasional bersama.

“Hamas percaya pada persatuan dan kemitraan Palestina, yang tanpanya mustahil untuk mengelola situasi di Palestina,” menurut apa yang dilaporkan oleh TASS.

“Jalur Gaza tidak bisa terpisah dari Palestina dan Tepi Barat, sama seperti Palestina tidak ada tanpa Jalur Gaza,” ujarnya.

Hamas dan faksi Palestina lainnya telah berulang kali menegaskan penolakan mereka terhadap apa yang dimuat dalam pemberitaan media, baik Israel maupun Amerika, tentang rencana penguasaan Gaza oleh pihak non-Palestina.

Sementara itu, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, berharap Otoritas Palestina akan kembali mengelola Jalur Gaza segera setelah perang Hamas dengan Israel berakhir.

Baca juga: PM Inggris Mengatakan Proses Perdamaian Israel dan Hamas Seharusnya Berujung pada Negara Palestina

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.916 jiwa dan 110.760 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (20/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Pada Minggu (19/1/2025), Israel-Hamas melakukan pertukaran 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari tahap 1 dalam perjanjian gencatan senjata.

Israel dan Hamas dijadwalkan akan kembali melakukan pertukaran tahanan pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan Israel dengan 120 tahanan Palestina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved