Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

All For One, Hamas Minta Israel Bebaskan Tahanan Palestina yang Berasal dari Semua Faksi Perlawanan

Hamas meminta Israel membebaskan tahanan Palestina yang tidak hanya berasal dari Hamas tapi juga anggota gerakan lain, termasuk dari Fatah dan PIJ

khaberni/tangkap layar
Warga Palestina menaiki Tank Merkava Israel dan mengibarkan bendera Palestina pada serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. Setelah 15 bulan Perang Genosida, Israel dilaporkan setuju untuk melakukan gencatan senjata dengan Hamas. 

13. Israel menderita kerugian yang signifikan, termasuk kematian lebih dari 400 tentara, peningkatan utang nasional, dan kerusakan perekonomian sebesar 20 persen.

14. Penarikan sementara pasukan Israel dari Gaza.

Para petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Israel menyebut Hamas mampu memperbarui kekuatan militernya dengan merekrut puluhan ribu petempur baru.
Para petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Israel menyebut Hamas mampu memperbarui kekuatan militernya dengan merekrut puluhan ribu petempur baru. (khaberni/tangkap layar)

Hamas Cerdik dan Masih Kuat

"Penulis menambahkan: Apa yang didapat Israel: tidak ada yang signifikan," kata ulasan Khaberni, Jumat (17/1/2025) mengutip tulisan tersebut.

David Reiss mengkaji rincian perjanjian yang paling menonjol, dan mencatat kalau perjanjian tersebut terdiri dari tiga tahap, di mana syarat-syarat tahap kedua dan ketiga belum disepakati.

Dia menambahkan: Hamas mungkin menolak untuk bernegosiasi secara wajar, yang memungkinkan mereka mempertahankan keuntungannya tanpa membuat konsesi tambahan.

Baca juga: Kronologi Peristiwa Penting di Gaza Sejak Operasi 7 Oktober Hamas: Harga dari Perang Genosida Israel

Seorang anak laki-laki Palestina berjalan di dalam terowongan yang digunakan untuk militer di kamp musim panas pemuda yang dikelola Hamas, di Kota Gaza (MOHAMMED ABED / AFP)
Seorang anak laki-laki Palestina berjalan di dalam terowongan yang digunakan untuk militer di kamp musim panas pemuda yang dikelola Hamas, di Kota Gaza (MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Dia melanjutkan, "Sekitar 40 persen terowongan Hamas masih berdiri, memungkinkan mereka untuk membangun kembali dan bersiap menghadapi perang di masa depan."

"Penulis mengatakan Hamas tidak menaati perjanjian sebelumnya, seperti yang terjadi pada tahun 2021, karena memanfaatkan masa tenang untuk memperkuat kekuatannya," kata laporan yang dikutip tersebut.

Dia menambahkan, "Ada dugaan kalau Hamas akan melanggar perjanjian saat ini dan melancarkan serangan baru.

Ia menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkoalisi dengan partai-partai sayap kanan ekstrem untuk membentuk pemerintahan akan dikenang sebagai perdana menteri Israel pertama yang kalah perang, alih-alih dikenal sebagai pembela Israel.

 

(oln/khbrn/*)


 


 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved