Kamis, 2 Oktober 2025

TikTok Bantah Jual Aplikasinya ke Elon Musk Seharga 50 Miliar Dolar 

Juru bicara TikTok menegaskan, isu penjualan platfrom video bergulir kepada miliarder kondang AS Elon Musk adalah berita palsu,

dok. bbc
Juru bicara TikTok menegaskan, isu penjualan platfrom video bergulir kepada miliarder kondang AS Elon Musk adalah berita palsu alias hoks. 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Juru bicara TikTok menegaskan, isu penjualan platfrom video bergulir kepada miliarder kondang AS Elon Musk adalah berita palsu alias hoks.

Tiktok juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan melepaskan diri dari ByteDance selaku induk perusahaan.

“Kami tak bisa berkomentar soal cerita fiksi," kata Juru bicara TikTok merujuk isu penjualan platfrom video sebagai berita Hoax, sebagaimana dikutip dari BBC International.

Pernyataan itu dirilis TikTok usai laporan dari Bloomberg News menyebutkan bahwa telah terjadi pembicaraan mengenai kemungkinan penjualan operasi TikTok di Amerika Serikat kepada miliarder Elon Musk

Laporan ini juga menyebutkan bahwa satu kemungkinan skenario, platform media sosial Musk, X, akan mengambil alih TikTok AS sehingga aplikasi tersebut bisa tetap menjalankan bisnisnya di AS.

Menurut analisis dari Mandeep Singh dan Damian Reimertz dari Bloomberg Intelligence kemungkinan Elon Musk akan merogoh kocek antara 40 miliar dolar AS hingga 50 miliar dolar AS untuk  mengakuisisi TikTok

Sejauh ini Musk belum memberikan komentar resmi mengenai kesepakatan tersebut.

Namun pembicaraan ini kabarnya muncul sebagai langkah yang diambil oleh Beijing jika aplikasi video pendek tersebut tidak dapat menghindari larangan yang diusulkan.

Laporan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat mengenai keberadaan TikTok di AS.

Pemerintah AS mengancam akan memblokir aplikasi video ini per tanggal 19 Januari 2025 apabila Bytedance induk dari TikTok menolak menjual aplikasi TikTok ke Amerika Serikat.

Baca juga: Elon Musk Dikabarkan akan Beli TikTok di AS

Konflik panas ini bermula ketika AS menuduh China melakukan pencurian data TikTok.

Tudingan ini diperkuat usai tim peneliti menemukan source code di TikTok yang menunjukkan bahwa aplikasi tersebut memanen data seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di dalam HP pengguna.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved