Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jegal Mesin Uang Putin, Amerika, Inggris hingga Jepang Jatuhkan Sanksi Baru ke Rusia

Amerika, Inggris hingga Jepang kembali mengumumkan paket sanksi besar yang menargetkan minyak dan gas Rusia. guna mengurangi pendapatan Rusia

Gazprom
AS, Inggris dan Jepang memberlakukan sanksi baru guna mengurangi pendapatan Rusia dari bisnis jual beli minyak dan gas yang yang digunakan untuk mendanai perang di Ukraina, 

Namun Presiden Vladimir Putin mengklaim sanksi-sanksi Eropa tidak memberikan kerugian pada Rusia.

"Kami mengalami pertumbuhan, sementara mereka mengalami penurunan,” kata Putin.

Dalam hal keuangan, stimulus fiskal besar pemerintah Rusia selama pandemi Covid-19, dan kemudian dalam mendukung perang, telah membuka jalan bagi pertumbuhan yang kuat dan pengangguran yang rendah.

Bank sentral Rusia telah memiliki keberhasilan serupa dalam mendukung rubel, sehingga menekan inflasi dan menjaga pemerintahnya tetap untung.

Kesuksesan ini yang membuat posisi perdagangan Rusia juga kembali menguat dalam waktu singkat, menyusul guncangan akibat sanksi barat.

Menurut Atlantic Council, Rusia berhasil menjual minyak ke luar negeri dengan harga di atas batas harga yang telah ditentukan G7. Mereka mengatakan bahwa sekitar 1.000 kapal tanker "bayangan" digunakan untuk pengiriman minyak tersebut.

Badan Energi Internasional menambahkan bahwa Rusia saat ini juga masih mengekspor 8,3 juta barel minyak per hari, terutama ke India dan China.

Sementara menurut para peneliti di King's College London, Rusia juga masih mampu mengimpor banyak barang-barang Barat yang dikenai sanksi dengan membelinya melalui negara-negara seperti Georgia, Belarus, dan Kazakhstan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved