Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Prabowo Bicara Ancaman Perang Nuklir, Eropa Ternyata Mulai Antisipasi Perang Dunia III

Prabowo Subianto menyampaikan soal kondisi geopolitik yang terus memanas di sejumlah belahan dunia, terutama di Eropa.

Editor: Hasanudin Aco
Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto menghadiri Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Rabu, (4/12/2024). (Sekretariat Presiden). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan soal kondisi geopolitik yang terus memanas di sejumlah belahan dunia, terutama di Eropa.

Prabowo menyinggul hal itu saat memberikan sambutan pada Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).

"Saudara-saudara dalam kondisi penuh ketidakpastian di mana hitungan sekarang adalah di Eropa terjadi kurang lebih 17 persen kemungkinan perang nuklir. Ini pengamatan pakar-pakar di Eropa," kata Prabowo.

 Kemungkinan adanya perang nuklir tersebut muncul karena negara-negara barat telah mengizinkan penggunaan peluru-peluru jarak jauh dalam menyerang Rusia.

Baca juga: Prabowo Sebut Perang Nuklir Berpeluang Pecah di Eropa: Ini Pengamatan Pakar-pakar

Hal itu kemudian dibalas Oleh Rusia yang mengizinkan penggunaan senjata mutakhir untuk membalas serangan tersebut.

"Karena negara barat mengizinkan peluru-peluru jangkauan jauh, jarak jauh mereka menyerang Rusia, Rusia sekarang mengatakan dia boleh menyerang negara-negara Barat menggunakan senjata-senjata yang paling mutakhir," katanya.

Belum lagi kata Prabowo, konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah, kemudian Taiwan  dan Korea.

Bahkan, kata Prabowo, Korea Selatan sempat mengumumkan kondisi darurat militer.

"Jadi saudara-saudara marilah kita jangan terlalu lengah Jangan terlalu santai," kata Prabowo.

Presiden Prabowo mengatakan Indonesia memang memilih untuk menjadi negara non blok yang tidak memihak siapapun dalam konflik yang terjadi.

Namun hal itu bukan berarti Indonesia tidak bisa ikut terseret.

Baca juga: Setiap Kali Vladimir Putin Bicara Nuklir, Permintaan Bunker Antinuklir di AS Meningkat

Intelijen AS: Ada Ancaman Perang Nuklir

Pekan lalu, intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan potensi perang nuklir AS dengan Rusia.

Informasi itu mencuat setelah AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjata ATACM buatannya ke  wilayah Rusia.

Dikutip dari Reuters, pejabat AS mengatakan laporan intelijen tersebut mengatakan operasi pembalasan Rusia yang paling kuat dan berhasil kemungkinan akan terjadi melalui sabotase.

"Meskipun Putin sering mengancam akan menggunakan senjata nuklir, Moskow tidak mungkin mengambil langkah tersebut karena senjata tersebut tidak memberikan manfaat militer yang jelas. Opsi nuklir adalah pilihan terakhir bagi Rusia," tulis laporan itu.

Eropa Siap-siap Hadapi Perang Dunia III

Dikutip dari Newsweek, Rabu (4/12/2024), benua Eropa kini mengantisipasi perang dunia III meletus.

Perang dunia III bisa meletus sebagai dampak dari perang Ukraina Vs Rusia yang tak berkesudahan.

"Rusia sedang mempersiapkan perang dengan Barat," kata Bruno Kahl, kepala dinas intelijen luar negeri Jerman dikutip dari Newsweek.

Namun kepala intelijen itu memperingatkan bahwa serangan itu tidak mungkin berskala besar ke wilayah NATO (pakta pertahanan Amerika Cs).

Rusia dapat memilih serangan terbatas atau meningkatkan taktik perang hibridanya untuk menguji keyakinan aliansi tersebut, kata Kahl.

NATO berupaya mempersiapkan kedua skenario: perang habis-habisan, dan teknik yang kurang kentara yang dirancang untuk merusak stabilitas di negara-negara anggota aliansi.

Di seluruh Eropa, NATO kini tengah berjuang untuk meningkatkan anggaran pertahanan.

Jika Rusia Tembakkan Nuklir ke Ukraina

Seorang sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa jika Rusia menembakkan senjata nuklir ke Ukraina maka hal itu akan menciptakan "zona radiasi" yang akan mengakhiri konflik, menurut Financial Times.

Taipan Rusia Konstantin Malofeyev berbicara kepada media tentang bagaimana dunia "berada di ambang perang nuklir." 

Ia mengatakan bahwa Putin kemungkinan akan menolak rencana perdamaian Presiden terpilih Donald Trump.

Dan dia hanya akan mampu mengakhiri konflik tersebut jika ia membatalkan otorisasi Presiden Joe Biden untuk penggunaan senjata jarak jauh.

Berbicara tentang skenario di mana Rusia menembakkan senjata nuklir taktis, Malofeyev berkata "Akan ada zona radiasi yang tidak akan pernah dimasuki siapa pun seumur hidup kita. Dan perang akan berakhir."

Newsweek menghubungi Kementerian Pertahanan Federasi Rusia dan tim transisi Trump untuk memberikan komentar melalui email.

Zona radiasi yang diprediksi Malofeyev memiliki kemiripan dengan area radioaktif di sekitar Chernobyl setelah ledakan di pembangkit listrik di Ukraina pada tahun 1986.

Setelah bencana nuklir, sebidang tanah seluas 1.040 mil persegi yang dianggap sebagai " zona eksklusi " telah terputus dan tetap menjadi salah satu daerah paling radioaktif di dunia .

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved