Konflik Rusia Vs Ukraina
Sergei Lavrov Tuduh Barat Upayakan Gencatan Senjata dengan Tujuan Mempersenjatai kembali Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Senin menuduh negara-negara Barat berusaha mencapai gencatan senjata di Ukraina.
Rusia telah mengintensifkan operasi militernya di Ukraina, yang bertujuan untuk mengamankan wilayah tambahan menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump.
Trump telah mengisyaratkan rencana untuk menarik bantuan militer AS ke Ukraina dan mendorong perundingan damai antara Kiev dan Moskow, sebuah langkah yang dapat membentuk kembali dinamika konflik.
Rencana perdamaian yang diusulkan Trump, yang diuraikan dalam dokumen kebijakan yang ditulis bersama oleh Letnan Jenderal pensiunan Keith Kellogg dan mantan analis CIA Fred Fleitz, menyarankan penghentian pengiriman senjata AS ke Ukraina jika negara itu menolak untuk terlibat dalam negosiasi.
Pada saat yang sama, rencana tersebut memperingatkan Moskow bahwa dukungan AS terhadap Ukraina akan meningkat jika Rusia menolak perundingan.
Rencana tersebut juga mencakup usulan kontroversial untuk menunda atau membatalkan keanggotaan Ukraina di NATO sebagai alat tawar-menawar untuk membawa Rusia ke meja perundingan.
Dua Kota Telah Dibebaskan
Moskow mengatakan pasukannya telah 'membebaskan' dua kota di wilayah Donetsk
Klaim Kementerian Pertahanan Rusia muncul saat Vladimir Putin menyetujui rencana anggaran, meningkatkan pengeluaran militer tahun 2025 ke tingkat rekor karena Moskow berupaya menang dalam perang di Ukraina.
Otoritas pertahanan di Rusia mengatakan mereka telah 'membebaskan' dua kota di wilayah Donetsk, Ukraina, tepat saat Presiden Vladimir Putin menyetujui rencana untuk meningkatkan anggaran militer ke tingkat rekor saat Moskow berupaya menang dalam perang di Ukraina.
Para prajurit juga menyerang infrastruktur lapangan udara militer Ukraina, toko perakitan drone, dan gudang sepanjang hari, media lokal melaporkan.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, beberapa target termasuk infrastruktur lapangan udara militer, toko perakitan drone, dan gudang, serta tenaga kerja dan peralatan musuh di 136 wilayah," kata kementerian pertahanan.
Pada hari Minggu, kementerian merilis rekaman yang menunjukkan personel militernya menyerang tempat persembunyian tentara Ukraina yang diduga disamarkan dengan pesawat tanpa awak FPV.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan unit komunikasi Starlink juga ikut disita dalam penggerebekan itu. Euronews tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut secara independen.
Video tersebut, yang memperlihatkan pesawat tanpa awak (drone) terbang menyerang sasaran di darat, muncul saat pejabat tinggi Uni Eropa yang mengunjungi Ukraina menjanjikan sanksi lebih berat terhadap Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.