Senin, 29 September 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

6 Kesalahan Demokrat yang Berujung Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024

Bagaimana Donald Trump bisa menang dalam pemilu kali ini? Kesalahan strategi apa yang dilakukan Demokrat? Berikut analisisnya.

Penulis: Tiara Shelavie
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Orang-orang bereaksi saat Wakil Presiden AS Kamala Harris berpidato di Universitas Howard di Washington, DC, pada 6 November 2024. 

Beberapa pihak mengkritik bahwa pemilihan ini kurang demokratis.

3. Pemilihan Wakil Presiden untuk Kamala Harris

Kamala Harris dan Tim Walz
Kamala Harris dan Tim Walz (Instagram @kamalaharris/@timwalz)

Dengan memilih Gubernur Minnesota, Tim Walz, sebagai calon wakil presidennya, Harris berharap dapat mempertahankan dukungan di negara bagian Midwest seperti Michigan dan Wisconsin.

Namun, pemilihan Walz tampaknya tidak membawa pengaruh besar.

Harris-Walz gagal memenangkan Wisconsin dan Michigan, meskipun hasil resmi belum diumumkan.

Biden berhasil memenangkan kedua negara bagian tersebut pada tahun 2020 dengan selisih tipis.

Pemilihan Walz juga mengecewakan para pendukung Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro.

Shapiro dianggap lebih mampu membantu Demokrat memenangkan Pennsylvania, negara bagian medan pertempuran terbesar dalam pemilihan ini. 

Baca juga: Putin Diam-diam Beri Ucapan Selamat kepada Donald Trump, Harapkan Kemajuan dalam Perang di Ukraina

4. Membuat Pemilih Arab-Amerika Kecewa

Harris dinilai gagal merespons tuntutan rakyat agar AS mengakhiri dukungannya terhadap perang Israel di Gaza.

Sikap ini membuat Harris kehilangan dukungan di negara bagian medan pertempuran seperti Michigan, yang memiliki konsentrasi pemilih Arab-Amerika terbesar.

Trump memenangkan Dearborn, sebuah kota dengan penduduk keturunan Arab yang cukup signifikan, setelah Biden sebelumnya menang dengan selisih besar di daerah tersebut.

Nihad Awad, direktur eksekutif nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengatakan kepada Newsweek bahwa penurunan dukungan terhadap Harris sebagian besar disebabkan oleh kekecewaan mendalam yang dirasakan pemilih muda, Muslim, Arab, dan lainnya atas dukungan pemerintahan Biden-Harris terhadap Israel.

5. Kehilangan Dukungan Pemilih Latino

Harris juga dinilai kurang berhasil membangkitkan semangat salah satu kelompok pemilih yang tumbuh paling cepat dan semakin berpengaruh di Amerika Serikat, yaitu pemilih Latino.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Harris tampil lebih buruk dibanding Biden di mata pemilih Latino.

Banyak pria Latino beralih ke Trump, yang menjanjikan kebijakan deportasi massal terhadap imigran ilegal.

Grant Davis Reeher, seorang profesor ilmu politik di Universitas Syracuse, mengatakan bahwa dukungan terhadap Trump di antara pemilih Latino mungkin mencatat rekor baru bagi Partai Republik.

6. Strategi Digital yang Kurang Efektif

Donald Trump menyapa Elon Musk, CEO SpaceX dan Tesla, sebelum forum kebijakan dan strategi dengan para eksekutif di Ruang Makan Negara Gedung Putih 3 Februari 2017 di Washington, DC
Donald Trump menyapa Elon Musk, CEO SpaceX dan Tesla, sebelum forum kebijakan dan strategi dengan para eksekutif di Ruang Makan Negara Gedung Putih 3 Februari 2017 di Washington, DC (Brendan Smialowski / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan