Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Keterlibatan Korut di Perang Rusia Dibarter dengan Duit 263,4 juta Per Tahun dan 700 Ribu Ton Beras

Ribuan tentara Korea Utara lainnya dilaporkan mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia.

Penulis: Choirul Arifin
AP/News1
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi latihan penembakan artileri di Korea Utara pada Maret 2024. Ribuan tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia untuk perang melawan Ukraina mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia. 

Setidaknya 10.000 tentara Korea Utara diyakini sedang menuju Ukraina, yang berarti pendapatan tahunan lebih dari US$200 juta, kata anggota parlemen tersebut.

Selain tentara, sekitar 4.000 pekerja Korea Utara saat ini berada di Rusia, menurut NIS. Gaji rata-rata mereka diperkirakan sekitar US$800 per bulan.

Baca juga: Korea Utara Bikin Rekor Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Hwasong-19 Terbaru

Wi mengatakan, rata-rata setiap tahun, Korea Utara memproduksi sekitar 4 juta ton biji-bijian seperti beras, jelai, dan gandum, menurut pengumuman mereka sendiri.

Namun sebagian besar “produksi beras” di negara ini sebenarnya adalah kentang, dan beras diperkirakan hanya menyumbang kurang dari sepertiga total produksi beras, jelasnya.

Tentara Rakyat Korea (KPA) berbaris dalam unjuk rasa massal di Lapangan Kim Il Sung di Kota Pyongyang pada 9 September 2018. Korea Utara diyakini telah mengirim ribuan tentaranya ke Rusia untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Ribuan tentara Korea Utara lainnya dilaporkan mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia.
Tentara Rakyat Korea (KPA) berbaris dalam unjuk rasa massal di Lapangan Kim Il Sung di Kota Pyongyang pada 9 September 2018. Korea Utara diyakini telah mengirim ribuan tentaranya ke Rusia untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Ribuan tentara Korea Utara lainnya dilaporkan mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia. (Ed Jones/AFP via Getty Images/Newsweek)

“Empat juta ton biji-bijian yang menurut Korea Utara diproduksi setiap tahunnya sebenarnya kurang dari 1 juta ton dari kebutuhan pangan negaranya."

"Jika Rusia menawarkan 600.000 hingga 700.000 ton beras, itu cukup untuk menutupi lebih dari separuh kebutuhan Korea Utara untuk memenuhi permintaan tahun ini,” katanya.

Anggota parlemen tersebut menambahkan bahwa Rusia pernah mengirim 50.000 hingga 100.000 ton beras ke Korea Utara pada masa lalu.

Baca juga: Menlu Korea Utara Mendadak Terbang ke Rusia, AS Tuduh Pyongyang Kerahkan 10.000 Pasukan

“Jadi bisa dibilang 600.000 ton itu sedikit lebih banyak dari bantuan beras yang mereka terima dari Rusia sebelumnya,” ujarnya.

Kini setelah Rusia membeli peluru artileri dari Korea Utara, sebagian besar kekurangan pangan “mungkin dapat diatasi melalui perdagangan senjata”, katanya.

“Dengan menjual beberapa kontainer peluru artileri, Pyongyang mampu membeli lebih dari ratusan ribu ton beras," lanjutnya.\

NIS melaporkan kepada sidang pekan lalu bahwa Rusia juga diyakini membantu Korea Utara dengan teknologi luar angkasa yang canggih, seiring Pyongyang berupaya meluncurkan satelit pengintaian militer lainnya.

Namun bagian termanis dari kesepakatan yang akan dicapai Korea Utara adalah kemungkinan membuat Rusia ikut berjuang bersamanya jika terjadi keadaan darurat di semenanjung Korea.

“Korea Utara tercatat pernah berperang untuk Rusia. Jika terjadi perang di semenanjung Korea, Korea Utara kini mengharapkan Rusia datang dan membantu,” kata Wi.

Nam Sung-wook, mantan presiden INSS, mengatakan kepada The Korea Herald bahwa lembaga pemikir NIS “meremehkan” pentingnya Korea Utara bergabung dalam perang Ukraina dengan laporan terbarunya.

“Kerja sama militer Korea Utara dan Rusia akan bertahan lama setelah perang. Mereka sepakat untuk segera memberikan bantuan militer jika salah satu dari mereka diserang berdasarkan pakta pertahanan bersama yang mengikat,” katanya.

Nam menambahkan bahwa Korea Utara “akan tetap berguna bagi Rusia sebagai alat tawar-menawar” dalam negosiasi dengan pemerintahan AS berikutnya.

“Moskow akan menggunakan kedekatannya dengan Pyongyang untuk mendapatkan pengaruh atas Washington, seperti yang dilakukan Beijing di masa lalu,” katanya.

Sumber: Korea Herald

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved