Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

7 Pengunduran Diri di Militer Israel Paling Menonjol, Mayoritas 'Malu' atas Kegagalan 7 Oktober 2023

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, gelombang pengunduran diri terjadi di militer dan keamanan Israel.

rntv/tangkap layar
Kepala Staf Militer Israel (IDF), Herzi Halevi, memberi pengarahan lapangan ke pasukan tempur IDF dalam perang Gaza - Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, gelombang pengunduran diri terjadi di militer dan keamanan Israel. 

Pada 6 Juni 2024 lalu, Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, dan pengamat Kabinet Perang, Gadi Eisenkot, mundur dari pemerintahan persatuan darurat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Gantz dan Eisenkot, keduanya anggota partai Persatuan Nasional, bergabung dengan pemerintahan Netanyahu setelah konflik Israel-Hamas meletus, yang mengarah pada pembentukan pemerintahan darurat.

Dari pemerintah darurat itu, terbentuklah Kabinet Perang.

Herzi Halevi Bakal Mundur setelah Gencatan Senjata Tercapai

Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi (kiri) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadiri upacara wisuda kadet di sekolah perwira IDF di Israel selatan, yang dikenal sebagai Bahad 1, 7 Maret 2024.
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi (kiri) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadiri upacara wisuda kadet di sekolah perwira IDF di Israel selatan, yang dikenal sebagai Bahad 1, 7 Maret 2024. (Amos Ben Gershom/GPO via The Times of Israel)

Sebelumnya, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, mengatakan akan segera mengundurkan diri dari jabatannya setelah gencatan senjata sementara di Gaza tercapai.

Hal ini disampaikan Halevi dalam diskusi tertutup, media Israel melaporkan pada Senin (19/8/2024), mengutip sebuah sumber.

Baca juga: Klaim Banyak Warga Israel Ingin Tinggalkan Negara, Eks PM Bennet: Semua karena Kebijakan Netanyahu

Sumber itu menambahkan pejabat militer lainnya juga diperkirakan mengundurkan diri bersama Halevi.

Halevi telah mengindikasikan, tujuan perang di Gaza yang belum tercapai "adalah pengembalian para tawanan dan pemusnahan Yahya Sinwar", menurut media Israel.

Media Israel melaporkan, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Halevi menyatakan "ada syarat untuk kesepakatan tersebut (gencatan senjata) dan adalah hal yang bijaksana untuk melakukan negosiasi demi mencapai hasil terbaik."

Mengenai Koridor Philadelphi, jenderal tertinggi IDF itu mengatakan ia "tidak menyarankan agar kita (Israel) menjadikannya hambatan dalam mencegah memulangkan 30 tahanan Israel pada tahap pertama."

Halevi sebelumnya mengakui bertanggung jawab atas kegagalan IDF dalam mencegah Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

"Sebagai komandan IDF, saya bertanggung jawab atas fakta kegagalan kami dalam melindungi warga Israel pada 7 Oktober," ujarnya pada Mei 2024 lalu.

Saat itu, ia menambahkan, "Saya adalah komandan yang mengirim putra-putri Anda ke medan perang dan ke tempat-tempat di mana mereka diculik."

Halevi juga mengakui tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit.

Ia juga mengakui Israel membayar harga yang mahal dalam perang di Gaza.

Sebagai informasi, selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata, serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved