Konflik Palestina Vs Israel
Israel Tembaki Konvoi Bantuan Diselenggarakan Lembaga Amal AS, 5 Pekerja Kemanusiaan Tewas Ditembak
Tentara Israel menembaki konvoi bantuan yang diselenggarakan Lembaga amal AS Anera, 5 pekerja kemanusiaan tewas ditembak.
Tindakan mendesak diperlukan.
Amerika Serikat telah meminta Israel untuk "segera memperbaiki" tindakannya setelah Israel mengakui bertanggung jawab atas insiden penembakan yang melibatkan konvoi bantuan kemanusiaan Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza pada Selasa malam.
Menurut pejabat AS, Israel mengaitkan insiden tersebut dengan kesalahan komunikasi antara unit-unit militer.
"Pekerja kemanusiaan ada di sana untuk membantu warga sipil yang tidak bersalah, dan Israel harus memastikan mereka dilindungi," tulis juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller di X.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengonfirmasi bahwa Yerusalem telah memberi tahu Washington bahwa tembakan itu dilepaskan karena miskomunikasi dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Wood lebih lanjut menyatakan selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis mengenai Gaza, "Kami telah mendesak mereka untuk segera memperbaiki masalah dalam sistem mereka."
Hingga Jumat sore, IDF dan pejabat Israel lainnya belum memberikan komentar resmi mengenai insiden tersebut.
Pada hari Rabu, WFP mengumumkan penangguhan pergerakan karyawan di Gaza setelah sedikitnya 10 peluru mengenai salah satu kendaraannya yang ditandai dengan jelas di dekat jembatan Wadi Gaza. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Dalam kejadian terpisah, IDF melaporkan telah menyerang sekelompok pria bersenjata yang telah membajak konvoi bantuan di Gaza selatan.
Konvoi yang dikoordinasikan oleh organisasi American Near East Refugee Aid (Anera), memasuki wilayah Rafah dengan koordinasi IDF.
IDF mengklaim bahwa orang-orang bersenjata menguasai kendaraan di bagian depan konvoi, yang menyebabkan serangan yang hanya menargetkan mobil yang dibajak.
Sisa konvoi mencapai tujuan tanpa insiden lebih lanjut.
Laporan dari Guardian dan Washington Post menyatakan bahwa lima orang tewas selama serangan itu, meskipun masih belum jelas apakah korbannya adalah pria bersenjata atau warga sipil.
Direktur Negara Anera di Palestina, Sandra Rasheed, mengonfirmasi bahwa meskipun seorang karyawan Anera tidak terluka, beberapa individu yang bekerja untuk perusahaan transportasi mitra tewas dalam serangan itu.
"Ini adalah insiden yang mengejutkan," kata Rasheed.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.