Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Balas Kematian Komandan, Brigade Tulkarm-Batalyon Jenin Sergap Pasukan Infanteri Israel Hingga Tewas

Batalyon Jenin mengatakan kalau para pejuangnya menargetkan pasukan infanteri tentara pendudukan dengan alat peledak berdaya ledak tinggi

khaberni
Para petempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ yang berada di Tulkarm dan Jenin (Batalyon Tulkarm dan Batalyon Jenin) melakukan pembalasan atas kematian Muhammad Jaber alias Abu Shuja karena serangan militer besar-besaran Tentara Israel di Tepi Barat bagian Utara sejak Rabu (28/8/2024). 

Bantuan Medis untuk Palestina, sebuah organisasi amal Inggris, juga menyatakan dalam pernyataannya bahwa serangan dan pelecehan personel IDF terhadap petugas kesehatan merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.

Di Israel, surat kabar Haaretz mengatakan kalau tindakan hukuman AS baru-baru ini terhadap pemukim ekstremis Israel adalah upaya terbaru Washington untuk mengakhiri memburuknya situasi keamanan di Tepi Barat.

Surat kabar tersebut menggambarkan tindakan AS sebagai “usaha untuk menghentikan kemerosotan di bidang lain.”

Laporan tersebut mengatakan bahwa sanksi-sanksi ini “melewatkan meningkatnya permusuhan publik yang dilakukan pejabat Amerika terhadap menteri-menteri Israel yang ekstremis.”

Buldoser militer dan kendaraan tempur Israel mengobrak-obrik kawasan Tepi Barat bagian Utara dalam agresi militer terbesar sejak 2002 silam per Rabu (28/8/2024).
Buldoser militer dan kendaraan tempur Israel mengobrak-obrik kawasan Tepi Barat bagian Utara dalam agresi militer terbesar sejak 2002 silam per Rabu (28/8/2024). (rntv/tangkap layar)

AS Pura-pura Jadi Mediator

Di sisi lain, sebuah artikel di surat kabar Tiongkok “China Daily” mengatakan bahwa Amerika Serikat sepenuhnya menyadari operasi Israel di Tepi Barat, dan mencatat bahwa Washington “memberi lampu hijau kepada Tel Aviv untuk melakukan hal tersebut.”

Artikel tersebut menilai bahwa pemerintah AS “berpura-pura menjadi mediator perdamaian, hanya mengeluarkan pernyataan lisan, dan tidak mengambil tindakan nyata apa pun di lapangan.”

Sedangkan pada surat kabar "The Times of Israel", disebutkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta pertemuan dewan keamanan mini di Koridor Philadelphia, yang memisahkan Jalur Gaza dan Mesir, namun permintaannya ditolak oleh Kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri, Ronen Bar, karena besarnya langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk rencana semacam itu.

"Ini adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di zona perang aktif," kata laporan tersebut.

Surat kabar tersebut mengutip sumber yang mengatakan bahwa jika pertemuan itu terjadi, ini akan menjadi kesempatan bagi Netanyahu untuk menunjukkan wilayah tersebut kepada para menteri dan membujuk mereka untuk mendukung permintaannya agar wilayah tersebut tetap berada di bawah kendali pasukan Israel.

(oln/khbrn/*)
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved