Konflik Palestina Vs Israel
Serangan Israel Hancurkan Kebahagiaan Keluarga Gaza: Bayi Kembar dan Dua Anggota Keluarga Tewas
Bayi kembar yang berusia empat hari tewas akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Bayi kembar baru berusia empat hari di Gaza saat ayah mereka berada di kantor pemerintah untuk mendaftarkan kelahiran mereka, Rabu (14/7/2024).
Nama kedua bayi itu adalah Asser, seorang anak laki-laki, dan Ayssel, seorang anak perempuan.
Ketika ayah korban, Mohammed Abu al-Qumsan, pergi untuk mengambil akta kelahiran korban, ia mendapat telepon dari tetangganya bahwa rumah mereka di Deir al Balah telah dibom.
Serangan udara Israel juga menewaskan istrinya dan nenek si bayi.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya diberi tahu bahwa itu adalah peluru yang menghantam rumah," ujar Mohammed, dikutip dari BBC, Rabu (14/8/2024).
"Saya bahkan tidak punya waktu untuk merayakannya [kelahiran]," tambahnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 115 bayi telah lahir dan kemudian terbunuh selama perang.
Sebelumnya, Israel telah melancarkan serangan udara di gedung sekolah yang menjadi tempat berlindung warga Palestina di Kota Gaza. Serangan itu menewaskan lebih dari 70 orang.
"Mereka adalah korban-korban yang telah teridentifikasi sejauh ini, sementara banyak jenazah lainnya yang hancur sehingga sulit diidentifikasi," ujar Fadl Naeem, kepala Rumah Sakit al-Ahli.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, per Juli 2024 sudah ada 477 dari 564 bangunan sekolah di Gaza terkena serangan langsung atau rusak.
Sekolah Al-Taba'een menampung lebih dari 1.000 orang dan baru-baru ini menerima puluhan pengungsi dari Kota Beit Hanoun, setelah tentara Israel memerintahkan mereka untuk meninggalkan rumah mereka.
Bangunan itu juga berfungsi sebagai masjid dan serangan Israel terjadi saat salat subuh, kata para saksi.
Pertahanan Sipil Gaza melaporkan sekitar 100 orang mati syahid dan puluhan orang terluka akibat pengeboman Israel di sekolah yang berada di kawasan Al-Daraj.
"Pasukan Zionis menargetkan orang-orang terlantar dengan tiga rudal saat mereka sedang melaksanakan salat subuh di Sekolah Al-Taba'een," demikian pernyataan itu.
Salat subuh dimulai pukul 04.37 waktu setempat. Beberapa menit kemudian terdapat laporan tentang pengeboman.
(mg/Saifuddin Herlanda Abid)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.