Konflik Palestina Vs Israel
AS Cabut Larangan Penjualan Senjata Ofensif ke Arab Saudi
Gedung Putih menerapkan pelaranganpenjualan senjata ofensif tiga tahun yang lalu sebagai upaya untuk menekan Saudi agar mengakhiri perang Yaman.
Setelah Houthi menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dari Sanaa pada akhir 2014, mereka terlibat dalam pertempuran dengan koalisi militer yang dipimpin oleh Saudi sejak 2015.
Konflik ini merenggut ratusan ribu nyawa, dan membuat 80 persen populasi Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Pada 2021, Biden memperketat kebijakan penjualan senjata ke Arab Saudi, dengan alasan kampanye militer kerajaan tersebut melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang menewaskan banyak korban sipil.
Hubungan antara kerajaan itu dan Amerika Serikat menghangat sejak saat itu.
Washington menjalin hubungan lebih erat dengan Riyadh untuk menyusun rencana bagi Gaza pascaperang setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pemerintahan Biden menyepakati perjanjian pertahanan dan kerja sama nuklir sipil dengan Riyadh sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih besar.
Ini mencakup normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel, meskipun tujuan tersebut masih dianggap sulit dicapai.
Keputusan itu diambil karena ancaman di kawasan meningkat sejak akhir bulan lalu.
Iran dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon telah bersumpah untuk membalas terhadap Israel setelah kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran.
Kelompok Houthi muncul sebagai pendukung kuat Hamas dalam perangnya melawan Israel.
Awal tahun ini, mereka menyerang kapal-kapal komersial yang mereka klaim kapal-kapal tersebut memiliki hubungan dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.