Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Terbunuhnya Ismail Haniyeh: Apa yang Terjadi Selanjutnya hingga Siapa Bakal Jadi Pengganti?

Ini yang perlu diketahui soal tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Siapa pengganti Haniyeh?

Majid Saeedi / GETTY IMAGES EUROPE / Getty Images via AFP
TEHERAN, IRAN - 31 JULI: Ratusan warga Iran yang berunjuk rasa ikut serta dalam protes terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas, di Palestine Square di Teheran, Rabu, 31 Juli 2024. Haniyeh tewas di pengasingan dalam serangan udara pada Rabu pagi di ibu kota Iran. Haniyeh tewas dalam serangan udara di Teheran setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran. Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya - Ini yang perlu diketahui soal tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Siapa pengganti Haniyeh? 

TRIBUNNEWS.com - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh (62), tewas dalam sebuah serangan pada Rabu (31/7/2024) menjelang fajar di kediamannya di Teheran, Iran.

Tewasnya Haniyeh telah dikonfirmasi langsung oleh Hamas dan Kelompok Perlawanan Islam Iran (IRGC).

"Pagi ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, yang mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya tewas," ungkap IRGC, Rabu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Dirangkum dari Al Jazeera, berikut ini hal-hal yang perlu diketahui soal kematian Haniyeh:

Apa yang terjadi pada Haniyeh?

Haniyeh tewas setelah diserang "proyektil berpemandu udara" pada Rabu dini hari pukul 2.00 waktu setempat.

Selain Haniyeh, salah satu pengawalnya juga tewas dalam serangan tersebut.

Pemimpin Hamas itu dibunuh sehari setelah Presiden Iran terpilih, Masaoud Pezeshkian, dilantik, Selasa (30/7/2024).

Haniyeh diketahui melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian.

Acara itu merupakan kemunculan terakhir Haniyeh sebelum tewas akibat serangan.

Menurut laporan setempat, dalam pertemuan itu, Pezeshkian menegaskan kembali komitmen rakyat Iran atas dukungannya terhadap Palestina, yang kemudian disambut ucapan terima kasih Haniyeh.

Mengapa Haniyeh diserang di Teheran?

Laporan awal menyebutkan serangan itu menargetkan "tempat tinggal khusus bagi veteran perang di Teheran utara" tempat Haniyeh menginap.

Baca juga: Kemunculan Terakhir Ismail Haniyeh sebelum Tewas Diserang Israel, Hadiri Pelantikan Presiden Iran

Para analis menduga waktu dan lokasi serangan, dipilih untuk mempermalukan Iran.

"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran."

"Itulah sebabnya Iran, entah bagaimana, merasa harus menanggapi serangan itu," kata peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, Abas Aslani.

Siapa sebenarnya Haniyeh?

Haniyeh secara luas dianggap sebagai pemimpin politik Hamas dan telah menjadi anggota terkemuka dari kelompok itu, selama lebih dari dua dekade.

Pada 2006 silam, saat usianya 44 tahun, Haniyeh membawa Hamas ke pemilihan legislatif, melawan Fatah yang sudah berkuasa selama lebih dari 10 tahun.

Tapi, ia diberhentikan, setelah Barat menolak bekerja sama dengan Hamas.

Di tahun 2017, Haniyeh terpilih menjadi Kepala Biro Politik Hamas.

Pada 2019, setelah mengundurkan diri sebagai Kepala Hamas di Gaza, Haniyeh meninggalkan wilayah itu dan mulai tinggal di luar negeri, sebagai salah satu upaya diplomatik Hamas.

Pada 10 April 2024 lalu, tiga anaknya, Hazem, Amir, dan Mohammad, beserta beberapa cucunya, tewas di Gaza akibat serangan Israel.

Baca juga: Ali Khamenei Murka Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas: Hukuman Berat akan Dijatuhkan ke Israel!

Selama beberapa tahun terakhir, Haniyeh diketahui tinggal di Qatar.

Siapa yang membunuh Haniyeh?

Hingga saat ini belum jelas, tetapi Hamas menyebut Israel dalang di balik tewasnya Haniyeh.

Hamas menyebutnya sebagai "eskalasi serius".

Tak hanya Hamas, Iran juga menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Namun, Israel belum memberikan tanggapan atau merilis pernyataan.

Meski demikian, sejak serangan 7 Oktober 2023, Israel selalu menekankan akan "menghancurkan dan memusnahkan Hamas."

Iran menyebut Amerika Serikat (AS) juga bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh karena dukungannya terhadap Israel.

Sementara itu, asisten profesor ilmu politik di Universitas An-Najah di Nablus, Hasan Ayoub, menyebut Israel tidak akan berani melakukan dua serangan sekaligus kecuali "Netanyahu mendapat dukungan tanpa syarat setelah kunjungannya ke Washington."

Sebagai informasi, bersamaan dengan tewasnya Haniyeh, Israel juga menyerang Lebanon sebagai tanggapan agresi di Majdal Shams yang menewaskan 12 anak.

Kendati demikian, Lebanon membantah serangan ke Majdal Shams itu.

Bagaimana tewasnya Haniyeh bisa mempengaruhi perang di Gaza?

Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh (IRNA)

Selama serangan Israel di Gaza, Haniyeh dianggap sebagai lawan bicara penting dalam negosiasi gencatan senjata yang ditengahi oleh Qatar, AS, dan Mesir.

Negosiasi gencatan senjata saat ini menghadapi masa depan yang tidak pasti, meskipun ada indikasi pembicaraan tersebut hampir menghasilkan kesepakatan kerangka kerja.

Menurut para analis, pembunuhan tersebut merupakan "pukulan telak" dan telah mengakhiri peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang akan segera terjadi.

"Bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain?" cuit Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, seorang mediator dalam pembicaraan tersebut, di X, Rabu.

Baca juga: Berduka Atas Kematian Ismail Haniyeh, JK Meyakini Peristiwa Ini Menambah Ketegangan di Jalur Gaza

"Perdamaian membutuhkan mitra yang serius dan sikap global terhadap pengabaian terhadap kehidupan manusia," lanjut dia.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Jangka pendek: Jenazah Haniyeh akan dimakamkan di Qatar, setelah upacara pemakaman di Teheran.

Rencananya, upacara itu akan berlangsung pada Kamis (1/8/2024) pukul 8.00 waktu setempat.

Setelah itu, kata Hamas, jenazah Haniyeh akan dipindahkan ke Qatar, di hari yang sama.

Sementara, salat jenazah akan diadakan di Qatar pada Jumat (2/8/2024), sebelum Haniyeh dimakamkan di sebuah pemakaman di wilayah Lusail.

Pemerintah Iran telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional, kantor berita milik pemerintah IRNA melaporkan.

Dalam jangka panjang: Menurut para analis, eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan regional tidak dapat diabaikan.

Abas Aslani mengatakan peristiwa tewasnya Haniyeh akan bergema di seluruh kawasan dan sekitarnya.

"Saat ini, saat kita berbicara, eskalasi tampaknya tak terelakkan," kata Aslani.

Ia menambahkan pembunuhan itu terjadi tepat saat Presiden baru Iran, Pezeshkian, berbicara tentang dialog dan keterlibatan dengan Barat.

"Kita mungkin mengucapkan selamat tinggal untuk saat ini pada gencatan senjata. Sebab, tewasnya Haniyeh bisa meningkat menjadi perang regional."

"PM Israel berusaha melakukan segalanya untuk memperpanjang kehidupan politiknya. Dia ingin melanjutkan perang (di Gaza), dan saya pikir ini dimaksudkan tidak hanya untuk memengaruhi proses di Teheran dan kawasan itu, tetapi juga di Washington," jelas Aslani.

Siapa pengganti Haniyeh?

Menurut laporan, dua calon penggantinya adalah Khaled Meshaal, seorang pejabat veteran Hamas, dan Khalil al-Hayya, seorang tokoh penting Hamas yang terkait erat dengan Haniyeh.

"Itu tidak akan mudah," kata pakar organisasi Palestina, Hani al-Masri, kepada The Associated Press.

"Pemimpin politik Hamas yang baru harus memutuskan apakah akan melanjutkan opsi militer, dan pada dasarnya menjadi kelompok gerilya dan bawah tanah, atau memilih pemimpin yang dapat menawarkan kompromi politik – pilihan yang tidak mungkin pada tahap ini," imbuh dia.

Sebagai informasi, Yahya Sinwar, yang mendalangi serangan Hamas pada 7 Oktober di kota-kota Israel, diperkirakan akan tetap menjadi komandan di Gaza.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved