'Hati saya benar-benar hancur' - Atlet basket berhijab Prancis dilarang bertanding dalam Olimpiade Paris
Kebijakan Prancis melarang hijab untuk delegasi nasionalnya di Olimpiade telah berdampak bagi atlet-atlet perempuan Muslim. Mereka…
"Selama tiga tahun terakhir, hijab menjadi bagian dari diri saya," tuturnya.
"Saya mengalami masa-masa sulit dan membutuhkan harapan. Saya merefleksikan diri saya dan identitas saya ketika semuanya terasa tidak pasti dan saya merasa kesepian."
"Saya terlahir sebagai seorang Muslim, jadi saya ingin belajar lebih banyak tentang agama saya dan akhirnya saya menemukan jawaban atas semua pertanyaan saya."
"Sangat munafik bagi Prancis menyatakan diri sebagai negara kebebasan, negara hak asasi manusia, tetapi pada saat yang sama, mereka tidak mengizinkan Muslim atau warganya untuk menunjukkan jati diri mereka," kata Konate.
'Saya dipermalukan di depan semua orang'
Kisah serupa yang dialami oleh Konate telah menjadi lumrah pada semua level bola basket di bawah naungan FFBB.
Akses dan kesempatan untuk berlatih hingga berkompetisi bagi pemain berhijab telah dibatasi. Situasi ini bahkan berdampak bagi kesejahteraan sosial mereka.
Di sebuah lapangan basket di salah satu distrik di Paris, Salimata Sylla, menginisiasi sebuah "ruang aman" bagi semua perempuan yang punya minat olahraga, terlepas mereka mengenakan hijab atau tidak.
Ruang aman itu dia beri nama 'Ball.Her'. Sebanyak 60 perempuan telah ikut serta dalam setiap sesi sejak pertama kali diadakan tahun lalu.
"Saya berada di sini hari ini karena basket," kata Sylla.
"Basket adalah segalanya bagi saya. Basket bukan sekadar kosa kata, basket telah menyelamatkan hidup saya. Saya tinggal di lingkungan yang penuh dengan narkoba. Basket membantu saya menjadi orang yang lebih baik, disiplin dalam hidup dan menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri."
Sylla pernah bergabung dengan tim liga Prancis Aubervilliers, namun dia sudah tidak bermain bersama mereka selama lebih dari setahun.
Pada Januari 2023, beberapa saat sebelum Sylla akan menjadi kapten Aubervilliers, pelatihnya menyampaikan kabar bahwa wasit hanya akan mengizinkan dia masuk ke lapangan kalau dia melepas hijabnya.
Sebagai seorang Muslimah yang telah bermain mengenakan hijab selama tiga tahun, itu bukanlah pilihan bagi Sylla.
Dia pernah mengatakan kepada ofisial pertandingan, "Anda akan melihat saya berhijab seperti ini, Anda tidak akan melihat penampilan saya dalam bentuk lain."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.