Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ketakutan dan Kecemasan Ekstrem setelah Ultimatum Israel, Warga Harus Dievakuasi dari Gaza Selatan

Warga Bani Suhaila menggambarkan situasi setelah Israel mengultimatum agar meninggalkan Gaza selatan, ketakutan hingga kecemasan

AFP/AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 16 April 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Warga Bani Suhaila menggambarkan situasi setelah Israel mengultimatum agar meninggalkan Gaza selatan, ketakutan hingga kecemasan (STR/AFP) 

Militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah militan dalam pertempuran di Shejaia pada hari Senin dan menemukan sejumlah besar senjata di sana.

Hamas menyebut, para pejuangnya telah memancing pasukan Israel ke sebuah rumah dengan bom di sebelah timur Rafah dan meledakkannya, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Militer Israel mengumumkan kematian seorang prajurit di Gaza selatan tanpa memberikan rincian.

Radio Angkatan Darat Israel menyiarkan kabar prajurit tersebut tewas di Rafah di dalam rumah yang dipasangi bom, kemungkinan merujuk pada insiden yang dilaporkan oleh Jihad Islam.

Kendaraan tempur (Ranpur) Israel pengangkut personel di Tepi Barat. Dalam penyerbuannya di Kamp Nur Syams, Tulkarm, Tentara Israel (IDF) mendapat perlawanan sengit dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah, Senin (1/7/2024).
Kendaraan tempur (Ranpur) Israel pengangkut personel di Tepi Barat. Dalam penyerbuannya di Kamp Nur Syams, Tulkarm, Tentara Israel (IDF) mendapat perlawanan sengit dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah, Senin (1/7/2024). (rntv/tangkap layar)

Juga di Rafah, militer Israel mengatakan bahwa serangan udara menewaskan seorang militan yang menembakkan rudal anti-tank ke pasukannya.

Israel telah mengisyaratkan bahwa operasinya di Rafah, yang dimaksudkan untuk membasmi Hamas, akan segera berakhir.

Setelah fase perang yang intens berakhir, pasukannya akan fokus pada operasi berskala kecil yang dimaksudkan untuk menghentikan Hamas berkumpul kembali, kata para pejabat.

Perang itu dimulai ketika para pejuang pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, termasuk warga sipil dan tentara, kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.

Serangan yang dilancarkan Israel sebagai balasan telah menewaskan hampir 38.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan telah menghancurkan daerah kantong pantai yang dibangun padat itu.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan, tetapi para pejabat mengatakan sebagian besar yang tewas adalah warga sipil.

Israel mengatakan 317 tentaranya telah tewas di Gaza dan setidaknya sepertiga dari warga Palestina yang tewas adalah pejuang.

Upaya gencatan senjata terhenti

Upaya mediator Arab untuk mengamankan gencatan senjata, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah terhenti.

Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan memaksa Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.

Tentara Israel (IDF) di satuan Brigade Givati ​​berdiri di atas sebuah tank di Rafah timur di Jalur Gaza selatan, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 10 Mei 2024.
Tentara Israel (IDF) di satuan Brigade Givati ​​berdiri di atas sebuah tank di Rafah timur di Jalur Gaza selatan, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 10 Mei 2024. (Kredit foto: Pasukan Pendudukan Israel)

Israel mengatakan pihaknya hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran hingga Hamas diberantas.

Pihak berwenang Israel membebaskan 54 warga Palestina yang ditahan selama perang, kata pejabat perbatasan Palestina.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved