Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Demi Ikuti Keinginan AS, Israel Akhirnya Memilih Jalan Diplomasi dengan Hizbullah Lebanon

Penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi menyebut negaranya telah memilih jalan diplomasi dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

shfqnws/tangkap layar
Hizbullah melancarkan serangan udara dengan drone ke Israel. Sasarannya adalah markas komando Front Timur yang baru didirikan di Divisi Galilea, Senin (3/6/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi menyebut negaranya bakal menghabiskan beberapa minggu mendatang untuk menyelesaikan konflik dengan Hizbullah Lebanon.

Untuk menyelesaikan konflik dengan Hizbullah, kata Hanegbi, Israel akan memilih solusi diplomatik.

Pernyataan Hanegbi ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken menekan Israel tidak memperpanjang masalah dengan Hizbullah di perbatasan Israel utara.

Dikutip dari Arab News, Hanegbi mengatakan Israel telah berdiskusi dengan para pejabat AS tentang kemungkinan berakhirnya operasi militer Israel yang intens di Gaza akan memungkinkan tercapainya “pengaturan” dengan Hizbullah.

"Kami dan Amerika percaya dan kami akan mendedikasikan waktu berminggu-minggu untuk mencapai kesepakatan," kata Hanegbi.

"Jika tidak ada pengaturan melalui jalur diplomatik, semua orang memahami bahwa harus ada pengaturan melalui cara lain. Untuk saat ini kami lebih memilih fokus pada kampanye diplomatik," lanjutnya.

Hanegbi juga mengatakan Israel sedang berdiskusi dengan Washington mengenai kemungkinan upaya bersama AS, Eropa dan beberapa negara Arab untuk mencari pengganti kekuasaan Hamas di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Bliniken meminta Israel untuk tegas perihal rencana pascaperang di Gaza.

Permintaan Blinken ini diutarakan saat dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel, Yoav Gallant di Washington DC, Senin (24/6/2024).

Tak hanya rencana pascaperang di Gaza, Blinken juga meminta Gallant untuk tidak memperpanjang masalah dengan Hizbullah di perbatasan Israel utara.

"Dia (Blinken) memberi informasi kepada Menteri Gallant tentang upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk memajukan keamanan, pemerintahan, dan rekonstruksi di Gaza selama periode pasca-konflik dan menekankan pentingnya upaya tersebut bagi keamanan Israel," tulis pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: Pakar Militer: Hizbullah Lebih Kuat dari Hamas, Akan Sulit Dihancurkan Israel

Washington telah berulang kali mendesak Israel untuk segera menyusun rencana pascaperang di Gaza.

Tak hanya itu, AS juga terus memperingatkan Israel bahwa tidak adanya rencana tersebut bisa memicu pelanggaran hukum dan kekacauan, serta kembalinya Hamas di Palestina.

Seperti yang diketahui, Hizbullah yang didukung Iran mulai menyerang Israel dari utara tak lama setelah serangan kelompok Islam Palestina Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang memicu perang di Gaza.

Penembakan di perbatasan utara Israel telah menyebabkan puluhan ribu orang dievakuasi dari daerah di kedua sisi perbatasan.

Ketegangan antara kedua negara terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan konflik besar-besaran.

Serangan Israel ke Lebanon Bakal Direspons Iran

Perwira tinggi militer AS pada Minggu memperingatkan bahwa setiap serangan militer Israel ke Lebanon akan berisiko terhadap respons Iran dalam membela kelompok militan Hizbullah.

Hal ini dapat memicu perang yang lebih luas yang dapat menempatkan pasukan AS di wilayah tersebut dalam bahaya.

Dikutip dari AP News, Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Udara CQ Brown mengatakan Iran “akan lebih cenderung mendukung Hizbullah”.

Baca juga: Siap Bekingi Hizbullah, Milisi Irak akan Ngebom Situs AS jika Israel Mulai Perang di Lebanon

Dia menambahkan bahwa Teheran mendukung militan Hamas di Gaza, namun akan memberikan dukungan lebih besar kepada Hizbullah “terutama jika mereka merasa bahwa Hizbullah sedang terancam secara signifikan”.

Brown juga mengatakan AS kemungkinan besar tidak akan bisa membantu Israel mempertahankan diri dari perang Hizbullah yang lebih luas, serta membantu Israel melawan serangan rudal dan drone Iran pada bulan April.

Lebih sulit untuk menangkis roket jarak pendek yang rutin ditembakkan Hizbullah melintasi perbatasan ke Israel, katanya.

Ketika ditanya apakah AS telah mengubah postur pasukannya di wilayah tersebut untuk lebih menjamin perlindungan pasukannya, ia mengatakan keselamatan pasukan telah menjadi prioritas selama ini dan mencatat bahwa tidak ada pangkalan AS yang diserang sejak bulan Februari.

Brown mengatakan AS terus melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan memperingatkan agar tidak memperluas konflik.

Dia mengatakan pesan utamanya adalah “untuk memikirkan dampak kedua dari setiap jenis operasi di Lebanon, dan bagaimana hal itu dapat terjadi dan bagaimana dampaknya tidak hanya terhadap wilayah tersebut, namun juga bagaimana hal tersebut berdampak pada pasukan kita di wilayah tersebut”.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved