Ribuan ASN akan datang ke IKN, bagaimana penyediaan air bersih untuk jangka panjang?
Pemerintah berupaya mengelola air baku berkelanjutan di IKN, namun pengamat mengatakan harganya akan lebih mahal dibandingkan Jakarta.
Kadar air di wilayah gambut cenderung memiliki kandungan besi, sehingga memberikan rasa tidak enak saat diminum. Jika kandungan besinya cukup tinggi maka air akan mempunyai sifat karsiogenik/pemicu kanker, dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi penyaringan yang lebih kompleks agar dapat diubah menjadi air baku.
Sejauh ini, kata dia, rencana dan langkah awal yang diambil pemerintah sudah tepat: menjadikan air permukaan sebagai air baku untuk kebutuhan hidup warga IKN kelak. “Itu satu-satunya cara yang paling pas, karena masyarakat tidak mungkin mengandalkan air permukaan secara alamiah, kalau tidak dibuat bendungan,” katanya.
Namun, Munir menggaris bawahi kemungkinan harga air bersih di IKN akan lebih mahal dibandingkan di Jakarta.
Musababnya, teknologi untuk mengubah air permukaan menjadi air bersih di IKN lebih kompleks dan mahal. Belum lagi pembangunan waduk hingga jaringan pipa.
“Artinya ketika harus menyediakan air sistem perpipaan, juga harus membuat jaringan perpipaan baru, membuat sistem pendistribusian yang baru, tentu itu secara cost jauh lebih besar dibanding di Jawa,” tambah Munir.
Selain itu, ia juga berharap pemerintah konsisten menjadikan IKN sebagai kota spons – tidak menggunakan air tanah sebagai air baku.
Jika tidak, maka tak ada beda IKN dengan Jakarta dalam mengeksploitasi air tanah yang mengakibatkan permukaan tanahnya semakin tenggelam.
“Pemanfaatan air baku permukaan itu betul-betul menjadi kunci. Betul-betul menjadi kunci untuk kelanjutan Ibu Kota Nusantara. Tanpa itu, dampak ekologinya akan sangat besar,” katanya.
BBC News Indonesia telah meminta komentar dari sejumlah pejabat yang mengambil peran dalam IKN, termasuk Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis H. Sumadilaga. Namun, belum ada respons sampai berita ini diterbitkan.
Sumber: BBC Indonesia
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.