Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Ingin Israel Berkomitmen terhadap Gencatan Senjata Permanen sebelum Terima Proposal Biden

Tidak Buru-buru Terima Proposal Biden, Hamas Ingin Pastikan Israel Berkomitmen terhadap Gencatan Senjata Permanen

FADEL SENNA / AFP
Pemimpin gerakan Islam Palestina Hamas, Osama Hamdan memberikan pidato pada pertemuan tahunan kelima gerakan Unifikasi dan Reformasi Maroko (dikenal sebagai Attawhid Wal'Islah dalam bahasa Arab dan MUR dalam bahasa Prancis) pada tanggal 9 Agustus 2014 di teater Mohammed V di ibu kota Rabat. 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas tidak terburu-buru menyetujui kesepakatan apa pun sampai Israel membuat komitmen yang jelas terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukannya dari Gaza, kata seorang pejabat senior kelompok tersebut, Selasa (4/6/2024).

Dilansir The New Arab, Qatar, juga mendesak Israel untuk memberikan posisi yang jelas yang didukung seluruh pemerintahannya.

Qatar adalah mediator perundingan gencatan senjata perang Gaza bersama Amerika Serikat dan Mesir.

“Kami tidak dapat menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan, menjamin, dan memastikan gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang sangat serius,” kata Osama Hamdan, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Proposal gencatan senjata tiga fase diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat (31/6/2024) lalu.

Fase pertama meliputi gencatan senjata 6 minggu dan pertukaran tahanan.

Pada tahap kedua, Biden mengatakan akan ada pertukaran seluruh sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria, pasukan Israel akan mundur dari Gaza, dan gencatan senjata permanen akan dimulai.

Tahap ketiga dalam proposal tersebut akan mencakup rencana rekonstruksi besar-besaran Jalur Gaza, yang telah hancur akibat perang selama delapan bulan, serta pengembalian sisa-sisa sandera yang tewas kepada keluarga mereka.

Pemimpin Hamas Palestina di Lebanon, Osama Hamdan, berbicara pada konferensi pers di Beirut selatan pada 27 Desember 2009.
Pemimpin Hamas Palestina di Lebanon, Osama Hamdan, berbicara pada konferensi pers di Beirut selatan pada 27 Desember 2009. (FOTO AFP/STR)

Hamdan berkata: "Israel hanya menginginkan satu fase di mana mereka memulangkan semua orang, lalu melanjutkan agresi dan perang terhadap rakyat kami."

“Kami meminta para mediator untuk mendapatkan posisi yang jelas dari pendudukan Israel untuk berkomitmen terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel,” tambahnya.

Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya memandang positif isi proposal tersebut.

Baca juga: Muka Dua, AS Ingin Gencatan Senjata Israel-Hamas tapi Diam-diam Pasok Senjata Israel Termasuk F-35

Pada hari Minggu (2/6/2024), Amerika Serikat mengatakan bahwa jika Hamas menerima rencana yang diusulkan maka Israel diperkirakan akan menyetujuinya juga.

Netanyahu Bersikeras Hancurkan Hamas

Setelah Joe Biden mengumumkan proposal gencatan senjata pada hari Jumat, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan ia berniat menghancurkan Hamas.

"Syarat Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah: penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata pemimpin Israel itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP News, Sabtu (1/6/2024).

“Berdasarkan proposal tersebut, Israel akan terus bersikeras bahwa persyaratan ini harus dipenuhi sebelum gencatan senjata permanen diberlakukan."

“Gagasan bahwa Israel akan menyetujui gencatan senjata permanen sebelum syarat-syarat ini terpenuhi bukanlah sebuah permulaan."

Kata Pejabat Israel soal Proposal Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden: Tidak Akurat

Sementara itu, seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa deskripsi Presiden AS Joe Biden tentang proposal gencatan senjata Israel tidak akurat.

Dilansir NBC News, pejabat itu mengatakan bahwa Biden hanya membacakan sebagian versi proposal Israel.

Ia secara khusus membantah Israel telah setuju untuk menarik pasukannya sepenuhnya dari Jalur Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan 125 atau lebih sandera yang masih disandera di sana.

“Israel belum mengubah syaratnya untuk mencapai gencatan senjata permanen. Hal itu hanya akan terjadi setelah tujuan kami tercapai termasuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas,” katanya.

Pejabat itu juga mengatakan, meskipun Gedung Putih menyebut bahwa rencana tersebut berasal dari Israel, sebenarnya itu adalah proposal yang diajukan oleh mediator yang telah diubah oleh Israel.

“Aneh jika mereka mengatakan itu adalah usulan Israel dan pada saat yang sama Israel harus menyetujuinya."

Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan).
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). (Kolase Tribunnews/AFP)

Sementara itu juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, hari Senin menegaskan kembali bahwa benar Israel yang mengajukan proposal gencatan senjata itu.

“Menteri luar negeri Israel sendiri mengakui bahwa ini adalah usulan Israel,” kata Kirby kepada wartawan.

Ketika ditanya tentang potensi kesenjangan antara pendapat Biden mengenai proposal tersebut dan posisi Israel, Kirby berkata, "Saya tidak tahu kesenjangan apa yang Anda maksud."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved